Transmigran Asal Semarang Sukses Integrasi Perkebunan Sawit Dan Peternakan Sapi Di Sumatera

Di Pulau Sumatera, banyak sekali peternak yang Sukses Integrasi Sapi Sawit yaitu menggembalakan sapinya di perkebunan sawit. Selain karena menghemat biaya produksi untuk kandang, para peternak juga bisa menekan biaya untuk pengadaan pakan karena rumput-rumput yang tumbuh di sana pun sudah cukup untuk pertumbuhan sapi-sapi mereka.

Salah satu peternak yang Sukses Integrasi Sapi Sawit adalah Darsono, salah satu peserta pelatihan angkatan 46 bisnis sapi bersama Sapibagus farm  yang berasal dari Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara.

Sukses Integrasi Sapi Sawit

Ia merupakan keturunan Jawa dan Semarang yang lahir di Pulau Sumatera karena proses transmigrasi pada era Presiden Soeharto. Ia mengatakan bahwa di Mandailing sana, banyak sekali transmigran asal Jawa dan mayoritas dari mereka suka memelihara sapi.

Kisah Sukses Integrasi Sapi Sawit ini berawal ketika Darsono membuka lahan perkebunan kelapa sawit seluas 50 hektar, tetapi merasa bosan karena tidak memiliki kegiatan lain di sana selain mengecek kegiatan para karyawan. Akhirnya, ia memutuskan untuk mulai memelihara sapi dan membeli 8 ekor sapi betina dan 2 ekor sapi pejantan. Bibitnya ia beli dari petani-petani terdekat.

Sukses Integrasi Sapi Sawit

Sebelumnya, ia mempersiapkan lahan untuk sapi-sapinya terlebih dahulu. Di perkebunan Sumatera Utara terdapat lubang-lubang galian bekas tambang emas yang harus ditutup terlebih dahulu agar sapi-sapi peliharaannya nanti tidak terjerembap masuk ke dalam lubang tersebut.

Namun, sayangnya terjadi kendala dalam pemberian pakan karena rumput-rumput yang tumbuh di sekitaran kebun belum diberikan treatment apapun. Darsono pun memutuskan untuk mencabut gulma-gulma yang tumbuh di sekitaran rumput dan merawatnya tanpa pestisida. Usaha itu pun membuahkan hasil yang baik, rumput-rumput di sana tumbuh subur dan sehat.

Sukses Integrasi Sapi Sawit

Darsono memilih untuk memelihara dan mengembangkan jenis Sapi Bali di sana karena memiliki ketahanan terhadap cuaca, mudah diliarkan, hidup berkoloni, tidak memilih-milih pakan, dan memiliki tingkat produktivitas yang tinggi dalam menghasilkan anakan. Selain dari jenis Sapi Bali, di sana dipelihara juga jenis Sapi Peranakan Ongole (PO) dan Sapi Kacangan.

Kurang lebih 9 tahun berlalu, sapi-sapi yang tadinya hanya ada 10 ekor kini berkembang menjadi 60 ekor yang terdiri dari 50 ekor sapi indukan siap melahirkan dan 10 ekor sapi pejantan. Jumlah tersebut belum termasuk pedet-pedet yang sudah dilahirkan.

Sukses Integrasi Sapi Sawit

Pakan utama yang diberikan hanya berupa rumput dan pakan tambahan berupa pelepah sawit yang diberikan setiap 2 minggu sekali pada saat panen sawit. Sapi-sapi juga diberikan pakan tambahan berupa solid yang akan bertahan selama 1 minggu saat musim penghujan dan saat musim kemarau bertahan selama 2 minggu.

Sapi-sapi ini akan dijual secara musiman yaitu ketika Hari Raya Idul Adha dan saat ada masyarakat yang ingin mengadakan pesta saja. Dengan ketekunan dan usaha yang luar biasa, Darsono membuktikan bahwa peternak mana pun bisa sukses asal mau belajar dan berusaha.

Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi Sapibagus farm di contact person disini. Kunjungi channel Youtube kami disini untuk melihat vidio informatif lainnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top