Ciri Sapi Bunting Dan Gangguan Reproduksi Pada Sapi

Sapi bunting merupakan jenis sapi yang harus dirawat dengan lebih intensif dan lebih diperhatikan manajemen pemeliharaan dan pakannya, apabila terjadi kesalahan, maka bisa mengakibatkan keguguran. Pengecekan sapi bunting bisa dilakukan saat usia 2-3 bulan setelah sapi dikawinkan dengan metode palpasi rektal.

Palpasi rektal adalah salah satu metode Pemeriksaan Kebuntingan (PKB) yang dilakukan dengan cara memasukkan tangan ke dalam anus sapi untuk memegang kornoa uteri dan merasakan keberadaan fetus dalam rahim indukan.

Gangguan Reproduksi Pada Sapi

Ciri-ciri awal yang akan terlihat ketika sapi bunting antara lain adalah ambing dan puting susu yang memerah, perubahan bentuk pada perut, dan tidak birahi lagi. Penyebab sapi bunting tidak birahi adalah hormon testosteron yang merekatkan sel telur terhadap kandungan.

Pada masa kebuntingan inilah sapi indukan harus diperhatikan dengan baik dan benar karena khawatir akan terjadi keguguran atau abortus. Abortus adalah kondisi dimana sapi bunting dalam usia 1-9 bulan dan melahirkan sebelum waktunya.

Gangguan Reproduksi Pada Sapi

Tanda-tanda dari terjadinya Gangguan Reproduksi Pada Sapi yaitu keguguran atau abortus adalah terjadi pendarahan pada indukan, pengejanan yang terjadi pada sapi dan disertai dengan keluarnya lendir berdarah, lalu diteruskan dengan keluarnya fetus sebelum waktunya melahirkan. Sedangkan, ciri-ciri dari kebuntingan dini adalah seperti mestruasi biasa, tetapi terjadi setelah 1,5 bulan usia kebuntingan.

Para peternak juga harus memperhatikan dengan teliti kapan sapinya birahi dan kapan akan berakhir karena pemberian Inseminasi Buatan (IB) atau proses pengawinan yang terlambat atau terlalu cepat dapat menyebabkan gangguan reproduksi pada sapi.

Gangguan Reproduksi Pada Sapi

Para inseminator juga harus menguasai metode palpasi rektal  agar tidak asal memasukkan straw tanpa memeriksa apakah sapi sudah bunting atau belum. Alat IB akan dimasukkan ke dalam uterus untuk menyemprotkan sperma, sedangkan pada sapi bunting bagian uterus akan tertutup.

Pemakaian IB pada sapi bunting akan menyebabkan Gangguan Reproduksi Pada Sapi atau keguguran. Keluarnya darah pada kemaluan sapi setelah proses IB dilakukan adalah tanda bahwa tidak akan terjadi kebuntingan berlanjut. Usia 1,5 bulan setelah IB dilakukan gagal, maka akan terjadi birahi tenang.

Birahi tenang adalah suatu kasus ketika indukan birahi tetapi tidak disertai dengan ovulasi (silent estrus). Ada pula proses birahi yang disertai dengan ovulasi tetapi sapi tetap tidak bisa bunting, ini dikarenakan sapi indukan terlalu gemuk. Kondisi overfat ini akan menyebabkan lemak menutupi wadah sari sel telur.

Gangguan Reproduksi Pada Sapi

Jadi, apabila sapi indukan mengalami susah bunting setelah birahi berkali-kali, itu terjadi karena birahi tenang atau sel telur tidak bisa dibuahi karena tertutup oleh lemak yang berlebih.

Gangguan Reproduksi Pada Sapi pada sapi juga mesti diperhatikan oleh para peternak. Ciri-ciri yang paling mudah dilihat adalah indukan tidak bisa bunting setelah dikawinkan atau bahkan tidak bisa birahi dalam jangka waktu yang lama. Penanganan yang harus dilakukan harus sesuai dengan gejala yang terjadi, para peternak juga bisa memberikan indukan sumber mineral seperti cellenium.

Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi Sapibagus farm di contact person disini. Kunjungi channel Youtube kami disini untuk melihat vidio informatif lainnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top