Pedagang daging sapi di wilayah Jabodetabek dan di beberapa kota besar selama dua tahun terahir ini merasakan betapa susahnya mendapatkan pasokan daging sapi, sehingga harga melambung tak terkendali. Akibatnya banyak pedaging di pasar tradisional memilih menutup kiosnya dari pada harus menanggung kerugian setiap harinya. Saat sekarang kondisinya mulai berubah, pasokan daging sapi cukup banyak dan beragam, bisa memilih daging beku impor maupun daging sapi impor juga daging sapi lokal, dan harga cenderung turun.
Dengan turunnya harga daging sapi, maka omset penjualan mengalami kenaikan, karena pedagang bakso merupakan konsumen terbesar daging sapi, mereka menambah pesanannya. Saat harga daging sapi tinggi, pedagang bakso berusaha mengoplos pembuatan bakso dengan daging ayam yang harganya lebih murah, sehingga rasanya pun tidak seenak murni daging sapi. Saat harga daging sapi mulai turun, pedagang bakso pun mulai menaikan kwalitas rasa daging sapinya.
Pedagang daging sapi di pasar tradisional, berharap kondisi ini bisa bertahan sampai saat lebaran ini, namun mereka sadar bahwa harga daging sapi ditentukan oleh Pemerintah lewat mekanisme kuota impor daging sapi beku dan bakalan sapi . Sedang sapi lokal belum mampu menjadi pemain utama dalam menentukan stabilitas harga daging sapi, Jadi untuk daging sapi negeri kita benar-benar tergantung pada pasokan dari negara lain.