Bali dikenal tempat wisata dunia yang memiliki kekayaan budaya dan keindahaan alam yang sangat mempesona, dibalik tanah yang subur dan hasil pertanian yang melimpah terdapat sapi bali yang dipelihara dan dijaga kemurniannya.
Pemerintah menetapkan Bali sebagai tempat pemurnian sapi bali dan tidak boleh ada sapi bangsa lain masuk ke wilayah Bali, sehingga pesona keaslian sapi bali tetap terjaga, dilindungi dengan UU Peternakan No.6 Th 1968.
Sapi bali berasal dari banteng Jawa yang dijinakkan dan mengalami beberapa perubahan cara hidupnya sehingga berpengaruh terhadap ukuran bobot dan tinggi badannya yang lebih kecil dibanding dengan banteng aslinya.
Walaupun mengalami perubahan ukuran dan bobot badan, secara kesuluruhan ciri-ciri sapi bali masih sama dengan banteng Jawa sebagai nenek moyangnya.
Berikut 10 ciri-ciri sapi bali yang diambil dari buku Ir. Sori Basya Siregar (1996):
- Ciri-ciri genetika yang sama dengan banteng hanya ukuran lebih kecil.
- Kulit berwarna khas merah kecoklatan, bulu halus, pendek-pendek dan mengkilap.
- Ada warna putih pada bibir bawah, pantat, dan keempat kaki pada bagian bawah
- Tanduk mengarah ke luar, ke belakang dan ke atas dapat mencapai 20-25 cm.
- Telinga berukuran sedang dan tegak
- Tidak berpunuk, mempunyai dada yang dalam dan mempunyai berat badan condong ke depan
- Kaki pendek dan kuat mirip kerbau
- Tinggi badan kira-kira 130 cm dan berat badannya berkisar 250-450 kg
- Mempunyai fertilitas yang tinggi, angka kebuntingan dan angka kelahiran yang tinggi (lebih dari 80%) dan potensial sebagai penghasil daging.
- Pertambahan bobot badan dapat mencapai 0,7 kg/hari. Persentase karkas berdasarkan penelitian berkisar antara 51,5-59,8%.
SAPI BALI JANTAN BOBOT 450 KG
Populasi sapi bali di provinsi Bali selama lima tahun terahir sejak mengalami penurunan, tahun 2009 berjumlah 677.317 ekor kemudian tahun 2013 tinggal 478.146 (BPS Prov. Bali). Untuk penyebaran populasi, Kabupaten Karang asem paling banyak pupulasinya sebanyak 109.486 ekor.
Penyebab penurunan populasi adalah adanya kenaikan permintaan sapi bali dari wilayah lain untuk dipotong dan dipelihara, terutama dari Kalimantan. Pasar Beringkit di kabupaten Badung adalah pasar hewan terbesar di Bali, yang hari pasarannya jatuh pada hari selasa.
Ada empat wilayah yang menjadi sumber bibit sapi bali tanah air, yaitu Provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur dan Barat, Sulawesi Selatan dan Provinsi Lampung. Keunggulan sapi bali memiliki fertilitas yang tinggi, mudah pemeliharaan dan mudah dalam beradaptasi, memiliki daya tahan terhadap panas tinggi, pertumbuhan tetap baik walaupun dengan pakan yang jelek dengan persentase karkas tinggi dan kualitas daging baik.
Karena memiliki keunggulan tersebut, sapi bali banyak dipelihara oleh masyarakat dan menyebar di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku bahkan sampai di Papua. Umumnya petani memelihara sapi sambil di integrasikan dengan pertanian dan perkebunan, namun ada juga di beberapa daerah di wilayah Timur Indonesia cara pemeliharaannya dilepas di padang penggebalaan.
PENGEMBALAAN SAPI BALI DI WILAYAH LOMBOK, NUSA TENGGARA
Sapi bali sangat diminati oleh para pembuat bakso, karena rasa dan aroma daging sapi yang has juga menghasilkan jumlah butiran bakso yang lebih banyak jika dibandingkan daging sapi jenis lain dengan ukuran berat kilogram yang sama.
Selain itu saat musim Idul Adha, sapi bali banyak dicari untuk keperluan sapi qurban, selain kwalitas dagingnya bagus, jumlah prosentase karkasnya yang tinggi juga harganya cukup terjangkau bagi para jamaah Qurban.