Sulitnya melepas impor sapi dari Australia

DPR Desak Presiden Joko Widodo menghentikan impor sapi Australia. Baik bakalan atau daging beku, sekarang adalah waktu yang tepat bagi Joko Widodo untuk membuktikan janji swasembada pangan. Karena Indonesia tidak akan rugi jika menghentikan impor sapi dari Australia, karena masih ada sumber daging dari negara lain (tribunnews.com 25/02/15).

Desakan tersebut tak lepas dari memanasnya hubungan Indonesia dengan Australia, dan ini sudah sering terjadi. Bagaimana posisi Indonesia terhadap Australia mengenahi ketergantungan daging sapi ini.

Impor sapi dan daging sapi dari Australia sudah berjalan sejak tahun 1990-an, dan data 3 tahun terakhir menunjukkan bahwa terjadi kenaikan impor yang cukup signifikan. Menurut data dari Badan Karantina Pertanian (Barantan), Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat tahun sapi impor masuk ke Indonesia tahun 2012 sebanyak 283.000 ekor, 2013 naik menjadi 409.137 ekor sapi, dan 2014 puncak tertinggi sebanyak 697.550 ekor. Artinya Indonesia semakin lama semakin tergantung sapi impor dari Australia.

Ada beberapa Negara sebagai pemasok daging dan sapi, Negari India, Selandia Baru, Kanada, Argentina dan Brasil. Namun ada beberapa negara diluar Australia masih punya masalah belum terbebasnya penyakit mulut dan kuku (PMK), sehingga undang-undang Peternakan kita melarang mengimpor sapi dari Negara yang belum bebas PMK. Hanya dua Negara yaitu Kanada dan Selandia Baru yang sudah bebas dari PMK.

Mengapa Indonesia begitu tergantung dengan impor dari Australia, tak lain karena alasan ekonomi belaka. Letak geografis sentral sapi di Australi Utara yaitu salah satu di kota Darwin, sangat dekat dengan NTT. Bila sapi-sapi tersebut dikapalkan ke Pulau Jawa atau Lampung hanya memerlukan waktu beberapa hari saja.

Sehingga ongkos pengangkutan bisa lebih murah dan penyusutan bobot sapi saat pengiriman bisa di tekan. Juga Perusahaan Feedloter yang mengemukan bakalan sapi yang ada di Indonesia jumlahnya sekitar 54 perusahaan sudah terbiasa memelihara sapi-sapi yang berasal dari Ausutralia, sehingga merasa nyaman.

SAPI IMPOR DARI AUSTRALIA
BAKALAN SAPI IMPOR DARI AUSTRALIA YANG DIGEMUKKAN OLEH PERUSHAAN FEEDLOTER DI INDONESIA

Hubungan bisnis to bisnis yang sudah berjalan puluhan tahun antara perusahaan Indonesia dan Australia sudah berjalan baik dan saling menguntungkan. Bahkan ada salah satu perusahaan Feedloter terbesar yang ada di Lampung berekspansi di Australia dengan mengakusisi salah satu perusahaan peternakan sapi di Australia untuk mengamankan pasokannya ke industri feedlotnya.

Terakhir yang cukup gencar adalah Lobi-lobi dari pemerintah Australia yang luar biasa ke pemerintah Indonesia lewat bantuan bidang social, pendidikan dan militer. Juga misi dagang yang di bawa pemerintahan Australia cukup gencar dan terus menerus, sehingga pemerintah sulit untuk menolak kerjasama tersebut yang nyata-nyata saling menguntungkan.

1 komentar untuk “Sulitnya melepas impor sapi dari Australia”

  1. Negara yang mandiri atau berswamsembada pangan,, itu yang kita rakyat Indonesia IMPIKAN dan termasuk kebutuhan daging potong.

    Menjadi peternak sapi bukanlah cita – cita bagi sebagian warga Indonesia, karena sapi iedentik dengah bau , kotor dan sangat tidak keren bagi generasi muda, cita cita menejadi dokter, pengacara, guru, tentara, polisi dan laen laen akan lebih menarik,. dan semua itu tak jauh dari image yang kita tangkap selama ini karena menjadi peternak atau petani adalah jauh dari cukup,jauh dari sukses apalagi keren..

    paradigma yang harus di ubah,, dan seharusnya pemerintah yang mampu mengubah image sector peternakan dan pertanian menjadi sector yang sangat menjanjikan dan tidak kalah menarik dari bidang bidang laen
    membuat program program pendidikan kepada generasi muda yang lebih nyata untuk bidang bidang peternakan, memberi kemudahan kemudah di sector pembiayaan dengan memberi kemudahan kredit bagi para petani ternak. Menekan import daging sapi dari negara laen.

    Mungkin denga upaya yang terpadu dari atas hingga ke bawah dan dari semua lini maka akan meningkatkan pertumbuhan atau kemandirian ternak sapi potong dan mengurangi ketergantungan terhadap import sapi dari negara luar.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top