Selama ini harga daging sapi lokal cukup tinggi sehingga dari tahun ke tahun Pemerintah terus mendatangkan sapi dan daging impor. Pada tahun ini realisasi kuota sapi impor pada triwulan pertama 100 ribu ekor, triwulan ke dua 250 ribu ekor dan untuk rencana triwulan ketiga juli-september sebesar 50 ribu.
Rencana penurunan kuota ini adalah dalam rangka mengevaluasi dan mengetahui lebih jauh bagaimana kondisi persediaan sapi lokal, karena penurunan kuota ini tidak lepas dari permintaan Kementrian Pertanian, yang melihat bahwa peternak sapi perlu di beri kesempatan untuk berkembang dengan memanfaatkan harga jual daging sapi yang menguntungkan.
Kesempatan ini cukup positif bagi peternak lokal, karena selama ini yang menikmati tingginya harga daging sapi adalah feedlot perusahaan besar yang menguasai pasar di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Banten.
Sapi lokal tidak mampu bersaing dengan sapi impor, sehingga hampir 95 % daging sapi yang beredar di Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten adalah sapi-sapi impor. Dengan dibatasinya kuota impor triwulan ke tiga ini merupakan peluang buat peternak sapi lokal untuk masuk ke pasar Jakarta yang pernah dinikmati sekitar lima tahun silam.