Selama masa Pemerintahan Orde Baru cukup sukses dalam mengembangkan sapi, baik sapi lokal maupun sapi persilangan. Terbukti lima propinsi mengalami surplus sapi yaitu Propinsi Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Jokjakarta dan Lampung. Namun bagaimana perkembangannya populasi sapi setelah lima belas tahun tumbangnya berlalu Orde Baru, mari kita lihat hasi sensus peternakan tahun 2013 yang dilakukan oleh Biro Pusat Statistik.
Nampak sekali lima propinsi penghasil sapi justru mengalami penurunan yang cukup siknifikan, rata-rata berkisar dua puluh lima prosen. DIY penurunan 27 persen, Bali 25 Persen, jawa Timur, 24 persen, Jawa Tengah 23 persen dan Lampung 22 persen. Dengan demikian berarti kondisi negeri kita mengalami darurat populasi sapi, sebab kebutuhan daging sapi dari tahun ketahun mengalami kenaikan, namun populasi sapi, justru nyungsep cukup dalam. Maka bersiaplah kita semakin tergantung dengan sapi impor yang dipredeksikan bisa memakan waktu yang cukup panjang.