Motif Dibalik Kenaikan Harga Daging Sapi

Perusahaan Feedlot Beroperasi di Provinsi Jawa Barat
Perusahaan Feedlot Beroperasi di Provinsi Jawa Barat

Motif Dibalik Kenaikan Harga Daging Sapi

Aktifitas rutin RPH di Jakarta, Depok dan Bogor dalam 2 hari terahir ini (14/8/15) sudah berjalan normal, namun harga yang belum normal masih berkisar Rp 88.000 per kilogramnya dan sapi impor jenis Brahman cross masih Rp 89.000.

Padahal harga tertinggi saat lebaran, karkas untuk sapi impor Rp 85.000 dan sapi lokal Rp 86.000 artinya harga sapi lokal lebih mahal dari pada sapi impor, lalu mengapa setelah lebaran harga sapi impor malah lebih mahal, ada apa sebenarnya motif dibalik kenaikan harga ini.

Hasil penyelidikan polisi, untuk mengungkap motif dibalik kenaikan harga daging sapi oleh Kasubdit Indag Ditreskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Agung Marlianto, menyampaikan, ada upaya dari para importir untuk mencegah penyembelihan sapi di RPH (Rumah Potong Hewan) di tengah kelangkaan yang terjadi saat ini.

“Kalau ada yang memasok sapi ke RPH, diintimidasi, diacak-acak bahkan sampai ada yang dipukuli tetapi sayangnya mereka tidak mau melaporkan. Ini sudah terjadi di beberapa tempat,” kata Agung, di lokasi, Kamis (13/8/2015).

Para pengusaha juga diimbau untuk tidak memasok daging ke masyarakat. “Ini satu cara importir agar pedagang tidak menaikan harga seenaknya, tetapi di sisi lain, importir juga menekan pemerintah untuk menambah kuota,” kata Agung lagi.

Sementara itu, Agung juga mengindikasikan permainan ini dilakukan di kalangan para importir yang notabene masih memiliki hubungan persaudaraan atau kekerabatan satu sama lainnya (detik.com).

Motif ekonomi,

Dengan berkurangnya kuota impor sapi yang didapat perusahaan feedlot tentu akan mengancam kelangsungan usaha, karena bakalan sapi impor merupakan bahan utama untuk pengemukan.

Artinya dengan bekurangnya bakalan maka akan berpengaruh terhadap populasi sapi yang di pelihara dan ahirnya berpengaruh terhadap kelangsungan usaha. Salah satu stategi perusahaan adalah menahan pasokan, dengan tujuan utama memperpanjang kelangsungan perusahaan bukan untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan jalan memainkan harga.

Namun ternyata direspon oleh pasar dengan, melambungnya harga dan tukang daging pun kesulitan pasokan, dan ahirnya ada opini di sebagan masyarakat bahwa krisis daging sapi ini disebabkan oleh kebijakan Pemerintah yang salah.

Motif politik,

Bila ini benar adanya, maka perusahaan Feedlot sebenarnya memberi sinyal kepada Pemerintah bahwa perlu perencanaan yang baik untuk menentukan quota impor sapi. Artinya, penentuan kuota impor baiknya dilakukan jauh-jauh hari, misalnya penentuan kuota 2015 yang ditetapkan diawal tahun untuk kebutuhan tiap triwulannya.

Jadi Perushaan feedlot bisa mengantisipasi kebijaksanaan sesuai dengan jatahnya masing-masing. Selama ini Pemerintah mengeluarkan quota di awal triwulan, seperti kejadian triwulan juli-september di putuskan pada bulan Juli yang jumlahnya menurun drastis hanya 50.000, sehingga peruashaan feedlot langsung bereaksi.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top