Selama lima tahun terahir ini harga sapi mengalami kenaikan terus menerus, bila dihitung secara prosentase rata-rata naik 20% pertahunnya, mengapa ini bisa terjadi, ada beberapa penyebab antara lain: lahan pertanian mulai menyempit lantaran banyak dipakai untuk pembangunan infrastuktur, perumahan dan industry, sehingga lahan penggembalaan kurang. Juga para pemuda kurang berminat menggeluti profesi peternak, karena kotor dan merepotkan dalam mencari pakan, mereka lebih memilih profesi bidang industry yang serba praktis.
Faktor proses reproduksi atau beranaknya sapi yaitu selama sembilan bulan dan anaknya hanya satu, menyebabkan tingkat pengembalian investasi yang lama sehingga kurang di minati para investor. Berbeda dengan peternakan lain, misalnya peternakan ayam waktunya pendek dan jumlah skalanya besar.
Banyak pemotongan sapi betina produktif mempengaruhi lambatnya perkembangan populasi sapi, aturan larangan pemotongan sapi betina produktif sudah jelas, namun lemah dalam penegakan hokum. Selama ini Pengembangan sapi focus di daerah sedikit pakan, misalnya daerah Nusatenggara, Bali, jawa Tengah dan Jawa Timur, yang notabennya sedikit lahan pertanian. Namun masih lambat pengembangan sapi dilahan perkebunan yang banyak pakan antara lain didaerah Sumatera dan Kalimantan,
Selama ini Pembibitan sapi potong dilakukan oleh petani kecil yang memiliki keterbatasan, pengetahuan tentang sapi unggul dan keterbatasan akses permodalan, lantaran pihak perbankkan kurang tertarik membiayai pengembangan sapi ini karena melihat resiko kredit yang tinggi. Hal lain juga Pemerintah tidak memiliki program jangka panjang tentang pengembangan sapi, sering dijadikan komoditas politik, sehingga manfaatnya dirasakan hanya oleh sebagian kecil masyarakat.
Dari beberapa hal tersebut, menyebabkan perkembangan populasi sapi lambat bahkan cenderung menurun, karena konsumsi daging sapi dari hari ke hari meningkat terus, lantaran meningkatnya daya beli masyarakat, sehingga terjadi kekurangan pasokan sapi, akibatnya harga sapi mengalami kenaikan terus menerus, ahirnya kita hanya bisa merindukan kapan harga sapi bisa murah.