Daging sapi yang beredar di wilayah Jakarta dan kota besar lainnya, adalah daging impor beku, daging berasal dari sapi impor siap potong dan bakalan dari sapi yang bakalannya di impor kemudian digemukkan di lokal. Ada beberapa alasan perusahaan peternak besar (fitloter) lebih senang memelihara bakalan sapi impor jika dibandingkan dengan bakalan sapi lokal, antara lain:
Pertama: Pasokan Bakalan sapi impor mudah didapat di Australia, Selaindia Baru dalam jumlah banyak karena di pasok oleh peternak besar, sedang bakalan lokal sulit didapat di daerah sentra sapi, karena dipasok oleh petani kecil di pasar hewan.
Kedua: Ukuran Bakalan sapi impor relatif seragam, baik jenis maupun ukuran bobot badannya, untuk lokal ukurannya sangat beragam dan tidak seragam bobot badannya.
Ketiga: Genetis sapi impor, bibit unggul yang sudah dikembangkan di pusat penelitihan dan pengembangan ternak sapi Australia, jadi pertumbuhan berat badan (ADG) berkisar 1.5 kg-2 kg/hari, bakalan lokal sebagian bibit unggul yang dipersilangkan dengan indukan lokal namun pertumbuhannya belum bisa setingkat sapi impor, atau ADG nya sekitar satu kg tiap harinya.
Ke empat: Harga Bakalan sapi impor berdasarkan sistim timbangan hidup, sedang bakalan lokal penjualannya berdasarkan sistim jogrok atau taksiran dengan harga berfariasi.