Harga Daging Sapi di Jakarta Awal Romadhan Tembus 115 Ribu

Harga daging sapi di Jakarta selama tiga bulan terahir cukup stabil dikisaran 90 ribu sampai 100 ribu rupiah, lantara kebijaksanaan Pemerintah mendatangkan sapi impor dan daging beku impor, kebijaksanan tersebut dimanfaatkan oleh importir daging sapi dan perusahaan pengemukan dengan memenuhi kandang mereka untuk antisipasi kebutuhan romadhon. Hasilnya sudah kelihatan dengan turunnya harga sapi impor di level tiga puluh lima ribu tiap kilogramnya timbangan hidup atau harga karkas di tingkat rumah pemotongan hewan di kisaran tujuh puluh ribu rupiah.

Namun harga daging sapi di pasar tradisional ternyata tidak mengikuti turunnya harga sapi ditingkat rumah pemotongan, malah justru saat munggahan atau awal romadhon dimanfaatkan dengan menaikkan harga di kisaran seratus sampai seratus lima belas ribu di beberapa pasar di Jakarta Timur. Ada bebrapa alas an mengapa ini terjadi, yaitu permintaan saat munggahan benar-benar peluang buat pedagang daging sapi dari tahun ketahun, karena saat itu memang mengalami kenaikan permintaan dua sampai tiga kali lipat dari hari biasa, padahal pasokan di RPH cukup, beginilah uniknya perdagangan daging sapi.

Harga Daging sapi di Jakarta masih tetap tinggi, tak lepas dipengaruhi oleh harga sapi lokal yang masih tinggi, meskipun sapi lokal tidak masuk ke pasaran Jakarta dan sekitarnya, namun pedagang daging sapi di Jakarta beralasan bahwa harga daging sapi di daerah-daerah masih tinggi yaitu dikisaran Sembilan puluh ribu an rupiah, kenapa harus diturunkan harga daging sapi di Jakarta. Jadi ternyata cukup rumit Pemerintah dalam menstabilkan harga daging sapi, yang sangat berbeda dengan komoditas pangan lainnya, karena di bisnis daging sapi ini banyak pihak yang terlibat di dalamnya. Sehingga bila Pemerintah ingin menstabilkan harga daging sapi, maka harus membuat kebijaksanaan yang melibatkan pihak-pihak yang terkait, bukan kebijakan parsial yang hanya menguntungkan sebagian kecil masyarakat saja.