Dalam Debat Capres putaran terahir masalah harga daging sapi menjadi perdebatan yang sengit, Prabowo memiliki prinsip bahwa Indonesia harus swasembada daging sapi. Saat ini pemerintah melakukan impor daging sapi hanyalah bersifat sementara, yaitu untuk menstabilkan harga daging sapi yang sudah dua tahun belum berhasil di stabilkan.
Sesuai dengan apa yang di tanyakan capres Jakowi, bahwa sekarang harga daging di Jakarta masih berkisar 120 ribu rupiah, padahal pemerintah sudah mengimpor daging sapi setahun yang lalu. Alasan Prabowo mengapa harga daging sapi masih tinggi, karena infrastrur daerah penghasil sapi masih terbatas, sehingga lebih murah mengimpor daging sapi dari Australia dari pada harus mendatangkan dari daerah Nusatenggara.
Demikian juga menurut Calon wakil presiden Hatta Rajasa, impor masih diperlukan karena rangsangan untuk meningkatkan populasi sapi hingga akhirnya kita stok dulu impor. Untuk mencapai swasembada daging sapi, diperlukan usaha bagi para peternak membentuk koperasi, karena dengan koperasi para peternak bisa bekerjasama dalam pembibitan, pengelolaan pakan maupun pemasarannya, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan peternak dan ketersediaan daging untuk memenuhi permintaan masysrakat.
Menanggapi jawaban capres Prabowo, capres Jokowi memiliki konsep bahwa swasembada daging sapi merupakan suatu keharusan, meskipun memerlukan waktu yang lama, namun jangka 5 sampai 6 tahun sudah bisa kelihatan, dan Jokowi berjanji bisa menstabilkan harga daging sapi.
Sekarang kita mengimpor dalam bentuk karkas bukan daging sapi beku, karena impor karkas kita bisa memanfaatkan, jeroan, kepala kaki dan kulit. Untuk memulai program swasembada daging sapi, di desa-desa perlu dibentuk kelompok atau koperasi peternak sapi dalam satu lokasi, karena dengan berkelompok, banyak sekali manfaatnya, antara lain fungsi pembinaan ke peternak, stok sapi bisa terkontrol setiap saat diperlukan, pemanfaatan pupuk kompos sampai pemanfaatan kotoran sapi untuk menghasilkan energy biogas yang bisa pakai kelompok peternak setempat sehingga bisa mandiri dalam suplai energi.
Foto: Okezone