Peternak Sapi Jawa Timur menolak daging impor dari India
Peternak sapi potong se Jawa Timur mengadakan pertemuan di Malang (17/3) untuk menyampaikan aspirasi penolakannya atas rencana Pemerintah mengimpor daging kerbau dari India. Alasan penolakan adalah, pertama: Negeri India masih terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK).
Apabila Pemerintah mengijinkan impor daging dan di dalamnya terkontaminasi virus PMK maka bisa menular ke sapi-sapi di peternakan lokal. Jika ini terjadi maka peternak kita akan hancur, karena sapi-sapinya akan sakit dan akhirnya mati.
Alasan kedua adalah, daging kerbau dari India harganya sangat murah yaitu berkisar Rp 65.000./kg, berarti peternak sapi kita tidak bisa bersaing, marena harga daging sapi lokal berkisar Rp 105.000./kg.
“Dengan demikian peternak tidak bisa menjual sapinya di pasaran, akibatnya akan gulung tikar.” Ujar Hermanto, koordinator lapangan dalam orasinya yang di ikuti peternak sapi Jawa Timur.
Dalam penyampaian aspirasi tersebut juga di hadiri dari kalangan Akademisi Prof. Dr. Trinil Susilawati Guru Besar Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang.
Saat di hubungi sapibagus di lapangan, beliau menyampaikan bahwa penyakit PMK sangat berbahaya bagi peternakan sapi dan merugikan peternak, negeri kita perlu waktu 100 tahun untuk terbebas dari PMK. Beliau juga mendukung penolakan tersebut, ini bukan masalah politis dan persaingan dagang, tetapi masalah kedaulatan pangan, demikian menambahkan.
Penyampaian aspirasi di akhiri dengan penandatanganan di atas spanduk oleh perwakilan peternak yang mewakili masing-masing kabupaten di Jawa Timur, dan kemudian disampaikan langsung kepada Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Malang Ir. Sudjono, yang selanjutnya akan disampaikan kepada Gubernur Jawa Timur.
Dalam kesempatan tersebut Ir. Sudjono yang di hubungi sapibagus saat menerima aspirasi peternak, menyampaikan bahwa, setuju atas penolakan impor daging dari India, ini demi untuk kesejahteraan dan kelangsungan usaha peternakan sapi di Jawa Timur.