Tanggapan Para Pengusaha Terhadap Indonesia Yang Bergantung Pada Impor Sapi Australia

Dilansir dari Detikfinance.com, Ketua umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani mengatakan bahwa Indonesia Bergantung Impor Australia permasalahan daging sapi yang terjadi saat ini disebabkan oleh banyaknya kuota impor dari Australia. Harga daging sapi mengalami pelonjakan karena harga sapi hidup yang diimpor pun meningkat, hal ini menjadi alasan para pedagang daging sapi di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi melakukan aksi mogok jualan pada akhir Januari lalu.

Hariyadi mengatakan bahwa daging sapi lokal tidaklah cukup untuk memenuhi permintaan pasar yang selalu meningkat setiap tahunnya, jadi Indonesia mengimpor sapi dalam jumlah besar. Dengan kondisi seperti ini, maka masyarakat akan beralih ke bahan baku pangan lain seperti daging ayam atau daging ikan yang harga jualnya jauh lebih murah dibandingkan dengan harga daging sapi, tetapi tetap memenuhi kebutuhan nutrisi harian manusia.

Indonesia Bergantung Impor Australia

Daya beli masyarakat yang sedang menurun pun cukup memberatkan untuk para pedagang, tetapi ini adalah mekanisme yang wajar terjadi di pasar. Penjualan akan mengalami kenaikan dan penurunan di waktu-waktu tertentu.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Nasrullah mengungkapkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri di tahun 2021 dibutuhkan sekitar 281 ton daging sapi. Angka yang disebutkan ini sudah mempertimbangkan stok yang tersedia pada bulan Januari-Februari 2020.

Nasrullah juga mengatakan bahwa jumlah kebutuhan konsumsi daging sapi di Indonesia sudah mencapai angka 696.956 ton per tahun, sedangkan hasil produksi dalam negeri hanya sekitar 473.814 ton per tahun. Maka dari itu, Indonesia Bergantung Impor Australia masih harus melakukan importasi daging sapi untuk menutupi selisih sebanyak 223.142 ton, ditambah dengan kebutuhan cadangan di tahun mendatang maka totalnya menjadi 281.867 ton daging sapi.

Indonesia Bergantung Impor Australia

Meski Indonesia Bergantung Impor Australia, total angka kebutuhan importasi tersebut sudah berkurang dari kebutuhan impor tahun lalu yang mencapai 324.019 ton daging sapi dan daging kerbau. Terjadi penurunan sebanyak 13% dari kuota importasi tahun 2020 lalu yang disebabkan oleh peningkatan produksi dalam negeri dan terjadinya penurunan daya beli masyarakat di masa pandemi. Namun, harga sapi impor tetap meresahkan para peternak dan pedagang daging sapi.

Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) menyatakan bahwa Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan memberikan izin importasi sapi dengan syarat berasal dari Negara Australia dan Meksiko. Hal tersebut dilakukan demi meningkatkan stabilisasi harga daging sapi di Indonesia karena naiknya harga daging sapi mengakibatkan banyak pelaku usaha bangkrut.

Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi Sapibagus farm di contact person disini. Kunjungi channel Youtube kami disini untuk melihat vidio informatif lainnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top