Harga Ayam Siap Potong Menurun, Peternak Desak Pemerintah Atur Harga DOC

Dilansir dari Tempo.co, di kalangan para peternak Ayam sedang dihebohkan dengan Harga Ayam Potong Menurun. Para peternak ayam ras broiler mendesak agar pemerintah meregulasi harga sarana produksi seperti day old chick (DOC) alias anak ayam yang berusia sehari dan pakan untuk meminimalisir kerugian yang disebabkan oleh menurunnya harga ayam potong.

Sugeng Wahyudi, selaku Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) mengungkapkan bahwa Harga Ayam Potong Menurun di Pulau Jawa menurun jadi Rp. 15.000 per kilogram karena over stock atau jumlah pasokan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan permintaan pasar. Disaat yang bersamaan pula, biaya yang dikeluarkan untuk produksi sudah menyentuh Rp. 19.300 per kilogram karena kenaikan harga pakan dan DOC.

Sugeng menyinggung bahwa harga ideal itu merujuk pada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 7 Tahun 2020 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Petani dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen. Dalam kebijakan tersebut, dinyatakan bahwa harga batas bawah DOC adalah Rp.5.000 per ekor dan batas atasnya sekitar Rp. 6.000 per ekor. Namun, harga acuan itu hanya berlaku selama empat bulan setelah undang-undang tersebut dikeluarkan.

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian sudah enam kali mengeluarkan surat edaran untuk pengurangan populasi demi menyeimbangkan kondisi permintaan unggas yang turun sebanyak 20% selama pandemi, dalam kurun 26 Agustus 2020 sampai Januari 2021.

Sugeng Wahyudi juga mengatakan solusi dari permasalahan Harga Ayam Potong Menurun ini tetap ada pada keseimbangan antara pasokan dan permintaan pasar karena para peternak mandiri belum bisa mengimplementasikan sistem rantai dingin pascapanen secara optimal. Beliau juga mengatakan bahwa keseimbangan ini bisa dicapai dengan menetapkan alokasi impor Grand Parent Stock (GPS) ayam broiler sesuai dengan kebutuhan sehingga populasi bisa dikurangi.

Sugiono, selaku Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Kementerian Pertanian mengungkapkan bahwa alokasi impor GPS 2021 akan tetap mengacu pada proyeksi konsumsi yang diterbitkan Badan Pusat Statistik. Selain itu, pemasukan impor GPS pun diikuti dengan syarat pembangunan infrastruktur hilir.

Pada awal tahun 2020 lalu, para peternak ayam juga mengeluhkan permasalahan yang sama mengenai harga ayam lepas kandang yang menurun drastis menjadi Rp. 13.500 sampai Rp. 14.500 per kilogram, padahal biaya produksi mencapai Rp. 17.500 tiap kilogramnya.

Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi Sapibagus farm di contact person disini. Kunjungi channel Youtube kami disini untuk melihat vidio informatif lainnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top