Dampak El Nino Terhadap Peternakan Sapi

Dampak El Nino Terhadap Peternakan Sapi

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memperkirakan gelombang panas El Nino yaitu fenomena kenaikan suhu muka laut di Samudera Pasifik yang memengaruhi pembentukan awan hujan yang akan melanda sebagian wilayah Indonesia sampai November 2015.

Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG Yunus Subagyo Swarinoto menyampaikan, daerah-daerah yang berpotensi terkena dampak El Nino meliputi Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara (www.bmkg.go.id).

Berikut beberapa dampak El nino yang akan terjadi terhadap Peternakan sapi:

1. Ketersediaan hijauan,

Berhubung curah hujan sedikit, akan mempengaruhi produksi hijauan, seperti rumput akan kering, jerami padi dan limbah pertanian lainnya, yang akan menurun drastis produksinya, sehingga hijauan untuk pakan sapi akan terbatas.

King-grass-hijauan-pakan-sapi

Karena hijauan merupakan sumber serat, maka akan mempengaruhi pertambahan berat badan sapi, bahkan bila ini terjadi beberapa minggu atau bulan, sapi akan menurun berat badannya atau sapi jadi kurus.

2. Ketersediaan pakan kering, sering disebut konsentrat.

Yang sumbernya berasal dari hasil pertanian, seperti padi, jagung, singkong, kedelai dan palawija lainnya. Bila produk pertanian ini berkurang jumlah produksinya, maka akan berpengaruh terhadap bahan baku konsentrat.

sapi makan konsentrat
sapi makan konsentrat

Bila pasokan bahan konsentrat terbatas, mahal, maka akan berpengaruh terhadap jumlah nutrisi yang masuk ke dalam tubuh sapi, sehingga berpengaruh terhadap pertambahan berat badannya.

Ketersedian air, dengan terbatasnya air maka kebutuhan air minum sapi juga berkurang, sehingga untuk proses metabolism dalam tubuh sapi tidak bisa optimal dalam penyerapan pakan bahkan bila terjadi dehidrasi akan mengganggu kesehatan sapi. Bila ini terjadi beberapa minggi akan berakibat sapi sakit dan dalam waktu tertentu sapi bisa mati.

Selama ini sentra daerah pemasok sapi lokal adalah profinsi Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusatenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan. Berdasarkan laporan BMKG, provinsi tersebut paling banyak terkena dampak dari El Nino.

Melihat kondisi seperti ini, maka perlu antisipasi bagi semua pihak pemangku kebijaksanaan, karena ini akan berdampak luas bagi masyarakat.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top