Pelatihan Ternak Sapi untuk Cetak Peternak Mandiri

Pelatihan ternak sapi Oentoek Rakyat digagas oleh Pusat Kajian Pangan dan Advocasi (PATAKA) dan bekerjasama dengan Universitas Trisakti, Jakarta secara resmi dibuka oleh Dewan Pertimbangan Presiden, Mayjen TNI (Purn), Sidarto Danusubroto. dan memberikan apresiasi terhadap kegiatan sekolah alam bagi peternak. “Saya angkat topi dengan ide ini, karena untuk menuju swasembada pangan, tanpa peternakan adalah omong kosong,” demikian ungkapnya saat acara peresmian  di Gunung Putri, Bogor. (7/2/2018)

Yeka Hendra Fatika Ketua PATAKA mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan sarana informal untuk mencetak peternak mandiri dan lebih sejahtera. Peternak dan calon peternak akan di didik supaya mampu mengembang biakan sapi  indukan (breeding), membesarkan pedet menjadi bakalan (rearing) dan membesarkan bakalan sapi (fattening). Kelak peternak akan saling menjalin kerjasama, sehingga tidak perlu mebeli atau menjual sapi di pasar hewan, cukup bersinergi dengan sesama peternak, demikian Yeka menambahkan.

 

Walaupun Perkembangan populasi sapi mengalami peningkatan, namun belum bisa memenuhi permintaan kebutuhan konsumsi secara nasional, sehingga masih perlu mengimpor daging dan bakalan sapi. Menurut data Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) tahun 2016 produksi daging sapi sebesar 524 ribu ton, mengalami kenaikan 3,4 persen dibanding tahun 2015, sedangkan penduduk Indonesia tahun 2016 berjumlah 258 juta jiwa, jadi masih kekurangan. Untuk itu pemerintah masih mengimpor 32 persen, demikian sambutan Menteri Pertanian yang di bacakan oleh Sugiono Direktu Pembibitan dan Produksi Ternak.

Sugiono menambahkan, untuk mengatasi hal tersebut peternak perlu diberi pelatihan ternak sapi bagaimana cara budi daya dan manajemen peternakan yang baik. Syarat keberhasilan berternak sapi adalah, Peternak harus cinta dengan sapi, sediakan rumput dengan baik dan cegah penyakit. Dengan adanya program Akasara (Akademi Sapi Oentoek Rakyat) Alexis Farm, bisa memberikan solusi yang baik untuk peternak rakyat.

Sementara itu Rektor Universitas Trisakti Ali Ghufron Mukti dalam sambuatannya mengungkapkan bahwa potensi sumber daya alam Indonesia yang sangat besar, termasuk peternak. Bika ini bisa dikembangkan ternak sapi di dalam negeri, maka Indonesia akan mandiri dan tidak lagi tergantung pasokan daging sapi dari Australia. Lahan Universitas Trisakti seluas 123 ha, selama ini belum optimal pemanfaatannya. Sudah ada kandang sapi, budi daya pisang, buah naga dan rambutan. “Kami bangga dan berkomitmen untuk mengembangkan sapi untuk rakyat. Kita juga komitmen membangun SDM peternak rakyat. Atas nama Trisakti kami sambut baik kolaborasi ini,” demikian tambahnya.

Acara peresmian ini jug dihadiri oleh beberapa peternak sapi di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Lampung, Jambi dan wilayah Kalimantan. Mereka berharap dengan adanya tempat pelatihan ini, bisa merubah pola pikir para peternak Indonesia dan bisa membuat cabang di daerah-daerah untuk pelatihan ternak sapi.

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top