Teknologi  Transfer  Embrio Hasilkan Bibit Sapi Unggul

 

Sapibagus mengadakan pelatihan bisnis sapi angkatan ke 39 yang  dilaksanakan di Kinasih Resort, Depok,  pada tanggal 07/09/2019. Salah satu materi yang diberikan adalah presentasi dari Drh. Oloan Parlindungan Lubis, selaku Kepala Balai Embrio Ternak (BET) yang berfungsi untuk memproduksi embrio dan sapi di daerah Cimpelang. Beliau membahas tentang Teknologi Transfer Embrio yang tujuannya adalah untuk menghasilkan bibit sapi, bukan sapi potong. Embrio adalah sel telur yang sudah dibuahi oleh sperma.

“Dari pada membeli sapi donor yang harganya mencapai 90 ribu rupiah, lebih baik membeli embrionya saja. Dan dalam pembelian embrio, kita mencari embrio yang belum pernah kita beli, agar nanti saat kita sebarkan spermanya tidak akan terjadi kawin sedarah.”Ujar Drh. Oloan

Inseminasi buatan adalah teknik memasukkan mani / semen kedalam alat reproduksi sapi betina sehat supaya dapat membuahi sel telur dengan meggunakan alat inseminasi dengan tujuan yang sama. Dilakukan pada hari dimana sapi tersebut mengalami berahiatauestrus. Ketika sapi meminta kawin pada pagi hari, sebaiknya di Inseminasi buatan atau dikawin suntik pada siang atau sore hari. Betina penerima Inseminasi buatan disebut sapi Akseptor. Dalam teknik Inseminasi buatan, dibutuhkan waktu hingga 15 tahun untuk hasil yang sempurna. Satu ekor induk hanya menghasilkan 1 ekor per tahun.

Transfer Embrio adalah teknik memasukkan embrio kedalam alat reproduksi ternak betina sehat dengan alat tertentu dengan tujuan agar ternak bunting. Dilakukan pada hari ke 7-8 setelah ternak mengalami berahiatauestrus. setelah 7 hari, embrio disimpan ke N2 cair denga nsuhu -196°. Betina penerima Transfer Embrio disebut Sapi Resipien, semua sapi yang sudah menjadi resipien bisa menjadi sapi Akseptor. Namun, tidak semua sapi akseptor bisa menjadi sapi resipien. Dalam teknik transfer embrio, hanya butuh waktu 1 tahun untu khasil yang sempurna. Satu ekor induk bisa menghasilkan 20-30 embrio per tahun.

Sehingga lebih baik imporembrio disbanding kandengan impor bibit, karena jauh lebih mudah dan anak sapi yang lahir juga akan mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Proses produksi embrio terbagi menja di dua jenis, yaitu In Vitro dan In Vivo. In Vitro adalah proses produksi embrio yang berlangsung di luar tubuh sapi (laboratorium) dengan tahapan-tahapan tertentu, sedangkan In Vivo adalah proses produksiembrio yang berlangsung di dalam tubuh sapi dengan memberiperlakuan tertentu (Hormonal) pada sapi donor tersebut.

Kriteria sapi donor untuk produksi embrio adalah memiliki genetika unggul (Genetik Superiority), mempunyai catatan data individu (Pedigree) yang jelas, bebas dari penyakit berbahaya dan menular, mempunyai catatan reproduksi (siklusbirahi), mempunyai kemampuan reproduksi yang baik dan sehat, memiliki sejarah reproduksi yang baik yaitu beranak teratur dan tidak pernah mengalami kesulitan saat melahirkan, telah mengalami kelahiran minimal sekali, dan memiliki umur yang tidak terlalu tua.

“Resipien adalah tempat untuk pinjam Rahim.Jadi tidak perlu sejenis limosin harus dengan limosin, atau Simmental dengan Simmental. Bisa dengan jenis apa saja, namun juga harus disesuaikan.” Kata Drh. Oloan

Untuk informasi selanjutnya dapat menghubungi klik disini

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top