Tantangan peternak sapi menghadapi industri 4.0

Tantangan menghadapi revolusi siklus industri 4.0 bagi para peternak sapi mulai berdatangan, dari supplai sapi lokal yang mulai menurun sampai pasokan daging yang kurang maksimal. Padahal petani di Indonesia sangat banyak jumlahnya dibandingkan dengan perusahaan impor.

Dimana letak problem dari peternak sapi kita sehingga tidak bisa berkembang? Mengapa dunia peternakan mengalami penurunan?

Kebutuhan daging di Indonesia saat ini berasal dari 50% dari lokal dan 50% dari impor, sangat meningkat jika dibandingkan dengan zaman presiden Soeharto yang kebutuhan dagingnya 85% dari lokal dan 15% dari impor.

Padahal saat ini perusahaan impor hanya sekitar75 perusahaan, sedangkan peternakan sapi lokal sekitar 4 juta petani. Hanya saja peternakan sapi terdiri dari para petani sampingan yang tidak fokus pada peternakan sapi sehingga tidak bisa maksimal dalam pemasokan daging sapi.

Pembibitan tidak bisa maksimal karena pemerintah tidak fokus menggarap masalah pembibitan, masalah pembibitan diserahkan kepada peternak sapi yang hanya memelihara 2-3 ekor sapi. Bagaimana kita bisa mendapatkan bibit-bibit yang bagus jika pembibitan hanya diserahkan kepada petani-petani kecil yang tidak di subsidi oleh pemerintah dan bukan dari skala industri.

Salah satu faktor yang tidak boleh kita abaikan dalam menghadapi siklus industri 4.0 adalah perkembangan teknologi, karena teknologi berperan penting bagi peningkatan produktivitas . Cobalah memasang microchip di setiap sapi supaya semua proses dapat di pantau mulai dari perawatan sapi di peternakan, pengolahan, penjualan, sampai ke meja makan.

Untuk informasi selanjutnya dapat menghubungi klik disini

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top