Simposium Program Pembiakan sapi dengan Sistem Integrasi Sapi Kelapa Sawit

Simposium Program Pembiakan sapi Indonesia dan Australia

Raffles Hotel, 12 September 2018

Sesi 3

Program Sistem Integrasi Sapi Kelapa Sawit ( SISKA ) IACCB

Segmen-segmen yang ditawarkan program SISKA yaitu breeding, penggemukan, rearing (pembesaran) dan trading ketika event idul adha, Namun segmen yang paling sesuai adalah breeding dan rearing dikarenakan kemudahan biaya, dan penanganan yang tidak terlalu sulit. Adapun untuk program yang ditawarkan bisa dilakukan dengan cara intensif maupun ekstensif.

Pasture atau padang penggembalaan adalah lahan yang digunakan untuk penggembalaan dan sumber hijauan segar bagi ternak. Pemeliharaan sapi dalam kebun sawit dapat dilakukan dengan berbagai macam metode. Salah satunya yaitu menggunakan Pasture buatan (umbar) dengan sistem grazing, dimana sapi dilepaskan di satu areal blok kebun sawit yang telah ditanami rumput (untuk pakan sapi), tanaman gulma, dan daun sawit itu sendiri. Ketika sapi defekasi diharapkan dapat menjadi tambahan pupuk. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen pasture yaitu jenis tanah, iklim, komposisi tanaman, jenis dan umur ternak, topografi, ketersediaan air, keberadaan area sensitif (jurang, spesies langka, lahan basah dan sebagainya), keseluruhan kondisi lokasi dan sistem grazing atau managemen ternak. Daun kelapa sawit baru bisa di jadikan pakan sapi ketika kelapa sawit sudah berumur 7 tahun. Hal penting lainnya yang harus diperhatikan yaitu manajemen grazing harus diatur dengan cermat, yaitu mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lahan agar tidak merusak lingkungan dan dapat memenuhi hijauan bagi ternak. Seperti yang sudah dilakukan oleh PT. Sulung Ranch dimana dilakukan rotasi setiap 2 bulan sekali, sapi digiring ke area/blok kebun sawit per 2 bulan sekali. Agar pertumbuhan rumput di pasture sebagai tempat pengembalaan sapi sudah cukup umur dan siap untuk ditempati kembali.

Produk limbahan dari pabrik sawit yaitu berupa bungkil dan solid juga dapat digunakan sebagai pakan tambahan untuk sapi-sapi yang dipelihara di kebun sawit. Sedangkan dari kotoran sapi dengan penambagan beberapa bahan tambahan diubah menjadi pupuk kompos/organik. Pupuk kompos/organik dapat memperbaiki kerusakan tanah dan mengembalikan kesuburan tanah guna meningkatkan produktivitas lahan.

Sapi-sapi hasil integrasi sapi kelapa sawit yang telah dilakukan beberapa perusahaan peserta IACCB terlihat sehat-sehat dan dalam kondisi yang baik.

Tantangan yang dihadapi program SISKA yaitu rendahnya produktifitas dan kualitas rumput di kebun sawit, harga sapi hampir sama dengan harga pasaran yang menyulitkan saat penjualan sapi  dan terkendala kesejahteraan hewan (kontrol breeding yang masih menyulitkan ketika populasi banyak). Hal lain yang menjadi tantangan program ini adalah bagaimana mencari rumput alternatif yang dapat ditanam di antara celah antar kelapa sawit yang tidak mengganggu pertumbuhan kelapa sawit itu sendiri (agar tidak menjadi gulma).

Drh.Frisko Ramadhani

Sapibagus.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top