BOGOR. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan (Puslitbangnak) menggelar Pertemuan Pembahasan Sentra Peternakan Rakyat (SPR) di Aula Puslitbangnak, 14 Desember 2015. Dalam pertemuan ini disajikan hasil kajian dan peninjauan di lokasi SPR oleh tim Puslitbangnak di Kabupaten Banyuasin dan Musi Banyuasin, Sumatera Selatan; Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan; dan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Dr. Muhammad Syakir dalam pembingkaian dan arahannya menyampaikan, SPR merupakan konsep untuk memberdayakan petani. Oleh karenanya, Balitbangtan perlu memberikan sumbangan pemikiran terhadap SPR. Dalam pengembangan SPR diperlukan sinergi untuk pengembangan komoditas.
Kepala Puslitbangnak Dr. Bess Tiesnamurti mengatakan, pertemuan pembahasan SPR di Puslitbangnak ini merupakan bentuk upaya proaktif Balitbangtan dalam mendukung program SPR dari Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH). Setara dengan SPR, Balitbangtan juga telah melaksanakan program hilirisasi teknologi dalam Prima Tani (Program Rintisan dan Akselerasi Inovasi Teknologi Pertanian).
Hasil kajian dan peninjauan lokasi SPR disampaikan oleh Prof (R) Dr. Sjamsul Bahri. Kemudian diikuti dengan paparan mengenai penerapan Program Simantri di Provinsi Bali yang disampaikan oleh peneliti dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali I Made Londra, S.Pt, M.Si. Paparan mengenai program SPR disampaikan oleh Kepala Bagian Perencanaan Ditjen PKH Ir. Joko Purwanto, MP.
Pembahas dalam pertemuan ini adalah Prof (R) Dr. Achmad Suryana, Prof (R) Dr. Kusuma Diwyanto, dan Prof (R) Dr. Tjeppy D. Soedjana. Peserta yang hadir terdiri dari Asisten Deputi Peternakan dan Perikanan Kemenko Perekonomian, Direktur Pangan dan Pertanian Bappenas, peneliti/penyuluh BPTP dan Dinas Peternakan, asosiasi, dan peneliti lingkup Puslitbangnak. (REP/MIS)