Prospek Bisnis Sapi Potong 2018

Harga daging sapi selama tahun 2017 relatif stabil jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, ini tak lepas dari kebijaksanaan impor daging murah dari India. Seberapa jauh pengaruh impor daging ini terhadap kestabilan harga di pasaran lokal.

Harga daging sapi potong ditentukan oleh pasokan dan permintaan pasar. Permintaan bisa dilihat dari tingkat konsumsi daging sapi perkapita penduduk Indonesia 2018 diperkirakan sekitar 2.5 kilogram pertahun, bila jumlah penduduk 270 juta maka total konsumsi sebesar 675.000. ton. Bila satu ekor sapi dipotong akan menghasilkan daging sebesar 170 kg, maka akan diperlukan sapi hidup siap potong sebanyak 4 juta ekor sapi.

Dari sejumlah permintaan sapi potong tersebut, ada 3 kelompok yang memasok kebutuhan daging tersebut. Pertama Peternak rakyat sebesar 50% atau 2 juta ekor, kedua feedloter atau perusahaan pengemukan sapi impor sebesar 15% atau 600.000. ekor sapi. Ketiga pasokan dari daging sapi impor beku sebesar 35% atau setara 1,4 juta ekor sapi.

Sapi Potong
Sapi onggol lokal siap potong

Melihat kebutuhan daging cukup besar dan 50% kebutuhan lokal masih dipasok dari impor, maka prospek bisnis sapi potong cukup menarik jika dilihat dari sisi permintaan. Lalu mengapa bisnis sapi potong ini tidak berkembang dan cenderung menurun pasokan lokalnya.

Masalahnya cukup komplek, mulai ketersediaan bibit dan bakalan sapi yang terbatas dan mahal, biaya pakan mengalami kenaikan, lahan mulai terbatas, tenaga kerja mahal dan harga jual sapi lokal yang tinggi sehingga tidak bisa bersaing dengan daging sapi impor. Apalagi pemerintah mematok harga daging tidak lebih Rp 80.000. per kilogramnya, sedang peternak lokal mengkalkulasi harga pokok produksinya sebesar Rp 100.000. Perbedaan harga daging impor yang lebih murah 40% dari harga daging sapi lokal, menyebabkan konsumen memilih daging impor dan kadang mengoplosnya dari kedua jenis daging tersebut.

Jadi kesimpulannya, walau permintaan daging terus mengalami kenaikan dan harga di pasaran relative tinggi jika dibandingkan dengan harga daging sapi di negara tetangga, ternyata kurang menarik bagi peternak lokal, karena marjinnya tidak sepadan dengan resiko-resiko bisnisnya. Beruntung masih ada katup pengaman musiman satahun sekali untuk pasokan kebutuhan Idul qurban, jadi peternak sapi potong lokal masih bisa bertahan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top