Peternakan Korea Selatan Sukses Memelihara Sapi Hanwoo

Korea Selatan adalah sebuah negara di Bagian Timur Benua Asia yang meliputi bagian selatan Semenanjung Korea. Negara yang dikenal sebagai ‘negeri ginseng’ ini rupanya tak hanya mampu mempengaruhi dunia dengan lifestyle, teknologi, dan budayanya saja. Dalam dunia peternakan pun, mereka tidak kalah saing dengan negara-negara lain, khususnya Peternakan Sapi Korea Selatan.

Perekonomian Korea Selatan tumbuh dengan sangat cepat sejak tahun 1970. Dalam bidang Peternakan Sapi Korea Selatan, mereka memiliki ras sapi asli yang berasal dari persilangan antara Bos Indicus dan Bos Primigenius. Sapi-sapi itu bermigrasi ke Semenanjung Korea melalui bagian Utara China dan Machuria sekitar tahun 2000 SM.

Peternakan Sapi Korea Selatan

Baca juga : 400 Ekor Sapi Tewas Akibat Banjir Yangjeong, Korea Selatan

Secara tradisional, Peternakan Sapi Korea Selatan hanya memelihara jenis sapi yang diberi nama Hanwoo ini. Meski begitu, pada pertengahan tahun 1970-an Korea mampu swasembada daging sapi. Sebagai akibatnya, tingkat konsumsi daging sapi pun semakin meningkat pada tahun 1993 dan menyebabkan 49 ribu ekor sapi harus diimpor dari luar negeri.

Menurut laporan tahunan The US Department of Agricultural (USDA) Foreign Agricultural Service (FAS) tahun 2018, peternakan sapi Korea Selatan akan terus berkembang di tahun-tahun mendatang. Impor daging sapi juga akan terus meningkat untuk memenuhi permintaan pasar. Lonjakan harga yang sempat terjadi di tahun 2016 dan 2017 mendorong para peternak untuk meningkatkan populasi ternaknya.

Peternakan Sapi Korea Selatan

Namun, rupanya hal itu tetap tidak bisa mengembalikan Korea swasembada daging sapi dan  mereka harus mengimpor sapi-sapi dari Benua Amerika dan Eropa, tepatnya Amerika Serikat, Kanada, Belanda, dan Prancis.

The Ministy of Agriculture, Foresty dang Fishery (MAFF) mengontrol sistem yang memuliakan dan meningkatkan produktivitas jenis Sapi Hanwoo. Program ini sudah dilakukan sejak tahun 1960-an dan bertujuan untuk memperbaiki keturunan dengan melakukan pengembangbiakan dan kawin silang.

Sapi Hanwoo mulai disilangkan dengan semen dari jenis Sapi Simmental, Angus, Hereford, dan Charolais yang diimpor dari negara asalnya. Hal ini dilakukan karena sapi asli Korea ini memiliki bobot tubuh yang jauh lebih kecil dan produksi susu yang lebih sedikit jika dibandingkan dnegan jenis sapi asing. Maka dari itu, masyarakat Korea Selatan mulai menyilangkan sapi-sapi mereka dengan sapi asing untuk mendapatkan bobot tubuh yang lebih besar.

Sebagian proses breeding dilakukan oleh para petani Korea. Dalam proses ini, para pejantan unggul akan dipilih melalui uji performa yang dilakukan di Pusat Pengembangbiakan (Breeding Centre) Nasional dan Provinsi. Pejantan yang unggul akan dikawinkan dengan indukan-indukan terpilih untuk menghasilkan bibit yang berkualitas.

Setelah dilahirkan, pedet akan diberikan suplemen tambahan karena susu indukannya tidak terlalu banyak, suplemen tersebut mengandung sekitar 15,7% protein kasar dan 76,6% TDN untuk mendorong perkembangan rumen dan pertumbuhan yang lebih baik. Kemudian, dalam proses pembesaran (rearing) para bakalan sapi akan diberikan pakan berupa jerami yang sudah dikeringkan.

Setelah proses rearing, bakalan sapi akan masuk ke dalam tahap penggemukkan (fattening). Kedua proses ini sangatlah penting, bukan hanya untuk pertumbuhan, tetapi juga untuk sistem reproduksi sapi. Selama kedua periode ini, sapi-sapi di Korea hanya diberi pakan yang mengandung serat seperti jerami, rumput, dan silase hingga berusia 18 bulan. Kemudian, baru diberikan pakan konsentrat.

Jerami padi adalah sisa tanaman yang umum dan sering diberikan kepada sapi sebagai pakan kasar. Meskipun mengandung nutrisi yang lebih rendah, jerami tetap memiliki pengaruh nyata pada pertambahan bobot sapi selama periode penggemukkan.

Pola konsumsi daging sapi di Korea Selatan pun mulai berubah, dari yang menitik-beratkan pada kuantitas, kini beralih pada kualitas. Kualitas daging sapi harus benar-benar diperhatikan dan dievaluasi. Peternakan Korea Selatan mengembangkan sistem penilaian daging sapi yang meliputi 3 hal, yaitu tingkat marbling, warna daging dan lemak, serta kelembutan dan kematangan.

Sebagian hidangan Korea Selatan yang sudah terkenal di kelas Internasional adalah Bulgogi, yaitu daging sapi yang diiris tipis atau diparut lalu diasinkan dan dipanggang. Ada juga, Daging Galbi atau yang biasa dikenal sebagai ‘Barbeque Korea’. Daging sapi merupakan yang paling berharga dari semua jenis daging. Maka dari itu, bisa dikatakan bahwa sapi memegang peranan penting dalam budaya kuliner Korea.

Peternakan Sapi Korea Selatan

Daging Hanwoo memiliki harga yang lebih mahal jika dibandingkan dengan daging wagyu dengan kualitas yang sebanding, tetapi masih di bawah harga daging kobe, sekitar 2 kali lipat dari harga potongan daging sapi di Amerika Serikat atau Australia. Daging sapi ini memiliki permintaan yang tinggi, tetapi pasokannya terbatas. Hal ini dikarenakan Korea Selatan memiliki lahan yang terbatas untuk mengembangbiakan sapi.

Dalam bidang teknologi, mereka cukup maju dengan menggunakan mesin pemerah susu otomatis yang tersambung secara langsung ke sistem komputer yang akan menampilkan jumlah hasil produksi. Kemudian, mereka juga menggunakan mesin seperti mobil untuk mengumpulkan jerami dan memberikan pakan ke sapi-sapi di kandang.

Peternakan Sapi Korea Selatan

Dalam hal pengemasan produk seperti daging dan susu pun Korea sudah menggunakan bantuan mesin-mesin karya teknologi yang canggih untuk mempercepat pekerjaan mereka. Inilah yang membuat industri peternakan Korea Selatan tidak kalah maju dibandingkan dengan negara lain.

Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi Sapibagus farm di contact person disini. Kunjungi channel Youtube kami disini untuk melihat vidio informatif lainnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top