Penyakit Pernafasan Yang Paling Sering Dijumpai Pada Sapi

Pneumonia adalah peradangan pada jaringan parenkim paru-paru yang bisa disebabkan oleh virus, bakteri, atau yang lainnya. Penyebab virus antara lain infectious bovine rhinotracheitis (IBR), bovine respiratory interstitial virus, parainfluenza 3 virus, bovine virus diarrhea, dan lain sebagainya. Infeksi virus akan menyebabkan kerusakan pada jaringan paru-paru dan kemudian bakteri akan menginvansi jaringan. Penyebab bakteri diantaranya Mannheimia hemolytica, Pasteurella multocida, Mycoplasma bovis, Arcanobacterium pyogenes, dan Histophilus somni (Maas 2008). Selain faktor agen, faktor lingkungan juga berpengaruh seperti kepadatan sapi dalam kandang, kelembapan, suhu, kualitas udara, dan stress (Martinson 2017).

Menurut Welsh et al (2004), hampir semua kejadian pneumonia berawal dari mekanisme pertahanan paru-paru. Dibawah kondisi yang normal, aliran udara utama dan parenkhim paru-paru mencegah masuknya agen yang berbahaya, menetralisir serta menyingkirkannya, sehingga paru-paru mengandung sedikit, jika ada, organisme yang sampai ke bagian ujung paru-paru. Beberapa infeksi alat respirasi berasal dari partikel debu yang membawa agen infeksi dimana keluar/masuk paru-paru. Untuk terjadinya suatu infeksi melalui rute aerosol, agen penyebab infeksi harus bersifat mudah dibawa oleh udara (aerosolized), tahan di udara, dapat ditempelkan pada dinding alat respirasi dari induk semang yang peka, dan kemudian memperbanyak diri. Jadi patogenesa dari infeksi penyakit respirasi terkait dengan deposisi partikel dan agen infeksi dalam alat respirasi. Di bawah kondisi normal suatu mekanisme pertahanan biokimiawi, fisiologis dan immunologis secara kompleks melindungi alat pernafasan dari partikel masuk, yang mungkin bersifat melukai atau infeksius. Mekanisme pertahanan utama alat respirasi meliputi filtrasi udara pernafasan oleh rongga hidung, pembersihan melalui mukosiliaris, sekresi oleh humoral lokal, dan mekanisme respon imun.

Proses peradangan tergantung pada jenis agen yang menginfeksi, virulensi, dan jumlah agen infeksius yang berhasil masuk kedalam jaringan. Infeksi secara hematogen dan limfogen menyebabkan terbentuknya fokal radang yang letaknya tersebar pada lobus paru-paru. Kejadian akut biasanya terjadi karena infeksi dari Pasteurella sp. dan Mycoplasma sp., sedangkan yang disebabkan bakteri Mycobacterium sp. kebanyakan bersifat kronis dengan pembentukan radang granuloma pada paru-paru (Potter 2007).

Faktor predisposisi terjadinya pneumonia adalah faktor lingkungan yang dapat menyebabkan stress pada sapi (temperatur tinggi, kepadatan dan transportasi) dan biosecurity kandang. Kondisi stress dapat menyebabkan penurunan sistem imun sehingga hewan rentan terkena penyakit. Pneumonia yang ringan biasanya dapat di atasi dengan pemberian antibiotik dengan dosis tinggi, sedangkan pneumonia yang disebabkan oleh virus belum diketahui obatnya (Subronto, 2003). Penyakit ini bisa disembuhkan apabila perawatannya baik dan diberi suntikan antibiotik, menempatkan ternak sakit pada kandang terpisah yang bersih dan berventilasi baik, serta diberi pakan segar yang bergizi. Pemberian obat berupa injeksi antibiotik seperti Tetracycline, Oxytetracycline, dan Penstrep. Struktur lantai kandang sapi sebaiknya diperbaiki dan kebersihan dari kandang juga dipelihara.

Ciri-ciri sapi yang terkena penyakit pneumonia kronis berupa leleran yang berlebih bahkan pada beberapa kondisi diikuti dengan busa yang keluar dari lubang hidung, sapi selalu gelisah dengan ritme pernafasan dangkal dan cepat (terengah-engah) dikarenakan paru-paru sudah tidak berfungsi sebagai mana mestinya, nafsu makan menurun dan kalau sudah diikuti dengan infeksi sekunder bau nafas sapi menjadi berbau busuk (infeksi sekunder).

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top