Penyakit-Penyakit Reproduksi Pada Sapi Betina

pedet-sapi

  1. Penyakit Brucellosis (Keluron Menular)

Brucellosis adalah penyakit ternak menular yang secara primer menyerang sapi, kambing, babi dan sekunder berbagai jenis ternak lainnya serta manusia. Pada sapi penyakit. Spesies Brucella abortus yang menyerang pada sapi. Pada ternak kerugian dapat berupa:

  1. kluron, anak ternak yang dilahirkan lemah, kemudian mati, terjadi gangguan alat-alat reproduksi yang mengakibatkan kemajiran temporee atau permanen.
  2. Kerugian pada sapi perah berupa turunnya produksi air susu.

Penyakit ini dapat menular dari ternak ke manusia dan sulit diobati, sehingga brucellosis merupakan zoonosis yang penting. Tetapi manusia dapat mengkonsumsi daging dari ternak-ternak yang tertular sebab tidak berbahaya apabila tindakan sanitasi minimum dipatuhi dan dagingnya dimasak. Demikian pula dengan air susu dapat pula dikonsumsi tetapi harus dimasak atau dipasteurisasi terlebih dahulu.

Pada sapi gejala penyakit brucellosis yang dapat diamati adalah keguguran, biasanya terjadi pada kebuntingan 5 – 8 bulan, kadang diikuti dengan kemajiran, Cairan janin berwarna keruh pada waktu terjadi keguguran, kelenjar air susu tidak menunjukkan gejala-gejala klinik, walaupun di dalam air susu terdapat bakteri Brucella, tetapi hal ini merupakan sumber penularan terhadap manusia. Pada ternak jantan terjadi kebengkakan pada testes dan persendian lutut.

Usaha-usaha pencegahan terutama ditujukan kepada vaksinasi dan tindakan sanitasi dan tata laksana. Tindakan sanitasi yang bisa dilakukan yaitu

  1. sisa-sisa abortusan yang bersifat infeksius dihapushamakan. Fetus dan plasenta harus dibakar dan vagina apabila mengeluarkan cairan harus diirigasi selama 1 minggu
  2. bahanbahan yang biasa dipakai didesinfeksi dengan desinfektan, yaitu : phenol, kresol,
  3. amonium kwarterner, biocid dan lisol
  4. hindarkan perkawinan antara pejantan dengan betina yang mengalami kluron. Apabila seekor ternak pejantan mengawini ternak betina tersebut, maka penis dan preputium dicuci dengan cairan pencuci hama
  5. anak-anak ternak yang lahir dari induk yang menderita brucellosis sebaiknya diberi susu dari ternak lain yang bebas brucellosis
  6. kandang-kandang ternak penderita dan peralatannya harus dicuci dan dihapushamakan serta ternak pengganti jangan segera dimasukkan.

Pengobatan : Belum ada pengobatan yang efektif terhadap brucellosis.

Kandang-melahirkan-sapi

  1. Vibriosis

Vibriosis pada sapi disebabkan oleh kuman Campylobacter fetus veneralis yang mengakibatkan gangguan proses reproduksi. Sapi yang terserang penyakit ini umumnya memperlihatkan rata-rata kawin berulang sebanyak 5 kali kawin alam (antara 5-25 kali), siklus birahi menjadi lama dan tidak teratur (25-55 hari), lendir pada saat birahi terlihat keruh karena pernanahan. Abortus terjadi pada umur 2-3 bulan kebuntingan. Penyakit ini menular hanya melalui semen, yaitu melalui perkawinan alam atau inseminasi buatan (IB) dengan semen tercemar.

Pencegahan penyakit dilakukan dengan menggunakan IB, atau pejantan yang bebas Vibriosis. Vaksinasi dapat mencegah infeksi penyakit. Ternak jantan yang sakit dapat diobati dan sembuh dengan menggunakan antibiotik seperti streptomisin dosis tinggi secara subkutan disertai pemberian secara lokal pada sarung dan glands penis (pejantan), atau 1 gram streptomisin secara intrauterin setelah inseminasi untuk mencegah infeksi pada hewan betina .

  1. Leptospirosis

Leptospirosis pada sapi disebabkan oleh beberapa serovar kuman Leptospira mengakibatkan  gangguan proses reproduksi berupa abortus pada akhir trimester dari kebuntingan, kemajiran, serta kelemahan pada anak yang dilahirkan. Pada sapi yang terinfeksi akut, selain terjadi abortus, gejala yang terlihat berupa turunnya nafsu makan, kehilangan berat badan, mastitis (dengan air susu yang sangat kental dan berwarna kuning tua), demam, cairan urin berdarah .

Pencegahan penyakit melalui upaya perbaikan sanitasi/manajemen melalui vaksinasi secara rutin setiap tahunnya.

  1. Listeriosis

Kejadian Listeriosis pada sapi domestikasi sangat jarang, namun bila terserang dapat mengakibatkan kerusakan pada otak dan membran selaput otak, serta mengakibatkan abortus. Pencegahan dilakukan dengan memperhatikan sanitasi pakan dan air/lingkungan . Pengobatan hewan sakit dilakukan dengan pemberian antibiotik penisilin dan tetrasiklin untuk mengurangi tingkat kematian. Penyakit ini juga menular ke manusia akibat menangani abortusan, atau minum susu segar dari hewan terinfeksi.

pemeriksaan-kebuntingan-sapi-bentina

  1. Bovine Trichomoniasis

Penyakit ini disebabkan oleh protozoa Trichomonas fetus mengakibatkan abortus pada umur kebuntingan muda, pyometra serta ternak menjadi steril. Pencegahan dilakukan dengan: bila pada kelompok ternak ditemukan penyakit ini, maka pelaksanaan perkawinan pada betina lainnya diistirahatkan

Pemeriksaan pyometra dilakukan, ternak yang sakit kemudian diberi antibiotik. Pejantan yang terinfeksi sebaiknya dipotong . Pejantan dapat juga diobati dengan sodium iodide, acroflavin, dan bonoflavin salep. Istirahat seksual bagi betina diikuti sekurang-kurangnya disarankan satu tahun

  1. Toxoplasmosis

Penyakit ini disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Pada sapi betina Toxoplasmosis mengakibatkan abortus pada akhir umur kebuntingan. Pencegahan penyakit dilakukan dengan memutus siklus hidup dari Toxoplasma, yaitu mencegah tertelannya oosit dari lingkungan yang tercemar (kotoran kucing terinfeksi) .

  1. Bovine viral diarrhea (BVD)

Pada sapi, penyakit BVD disebabkan oleh virus bovine diarrhea . Penyakit ini menimbulkan 4 bentuk gejala klinis, yaitu:

1) bentuk subklinis, tidak terlihat gejala;

2) bentuk kronis, ada gejala tapi tidak jelas seperti berkurangnya nafsu makan, kelesuan, diare ringan, pertumbuhan yang lamban;

3) bentuk akut, memperlihatkan diare profusa, demam, erosi pada saluran gastrointestinal ;

4) bentuk mukosa, paling berat, ditandai dengan gejala akut disertai adanya perlukaan pada selaput lendir ruang mulut dan saluran pencernaan.

Pencegahan penyakit dilakukan melalui mencegah kontak dengan hewan sakit (memperlihatkan gejala klinis), lingkungan tercemar (terkena lendir hewan sakit), menggunakan pejantan bebas BVD pada kawin alam, atau penggunaan semen bebas BVD pada IB.

kematian-fetus-setelah-indukan-melahirkan

  1. Bluetongue

Pada sapi, penyakit Bluetongue mengakibatkan gejala klinis pada mulut dan kaki, serta dapat mengakibatkan abortus (meskipun tidak selalu), kelemahan pedet atau pedet lahir belum cukup umur. Hilangnya koordinasi otot serta kebutaan juga dapat terjadi akibat infeksi penyakit ini.

Penularan terjadi melalui perantara nyamuk Culicoides yang menghisap darah hewan sakit atau karier.

Cara pencegahan penyakit adalah dengan melakukan vaksinasi, mencegah perkawinan alam dengan pejantan terinfeksi, serta menghindari penggunaan semen terinfeksi pada program IB.

  1. Mikosis

Gangguan reproduksi ternak sapi yang diakibatkan oleh infeksi kapang, utamanya adalah Aspergillus fumigatus, A. absidia dan A. mucor. Abortus akibat infeksi kapang terjadi pada pertengahan atau akhir umur kebuntingan. Infeksi pada ternak sapi terjadi karena temak menelan/menghirup spora dari pakan yang berjamur.  Cara pencegahannya adalah dengan menghindarkan sapi dari pakan berjamur. Cara penyimpanan pakan yang baik merupakan hal yang sangat penting dalam pencegahan penyakit ini

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top