Pengalaman Gagal Bisnis Sapi PT. Berdikari Dalam Breeding Sapi

Dilansir dari Republika.co.id –Direktur Utama PT Berdikari (Persero), Harry Warganegara, mengungkapkan Pengalaman Gagal Bisnis Sapi bahwa fokus perusahaannya yang sudah ditetapkan sejak tahun 1966 saat ini justru melenceng pada sektir peternakan, terutama peternakan unggas. Fokus terhadap bidang peternakan ini sudah dimulai sejak tahun 2018.

Sebelumnya Pengalaman Gagal Bisnis Sapi PT Berdikari hanya berfokus pada sektor perdagangan harga rempah-rempah dan fokusnya mulai beralih sejak tahun 2018 ke sektor peternakan, terutama perunggasan. Jika dilihan dari perusahaan swasta, rata-rata mereka sudah beroperasi sejak tahun 70-an. Saat ini, PT Berdikari sudah memiliki tiga anak usaha yang terdiri dari Berdikari Logistik, Berdikari Meubel Nusantara, dan Berdikari United Livestock. Berdikari Meubel Nusantara memiliki kinerja yang baik meski tidak selaras dengan bisnis inti induknya.

Pengalaman Gagal Bisnis Sapi

Hampir 90% produknya diekspor ke Negara Jerman dan Spanyol dan pihak perusahaan akan meminta dibuka jalur pasar lain ke Negara Australia. Sementara Berdikari United Livestock merupakan peninggalan dari Amerika Serikat (AS) dengan bisnis berupa breeding atau pengembangbiakan dan penggemukan sapi dan memiliki lahan seluas 6.700 hektare di Pulau Sulawesi. Harry Warganegara juga menyebutkan bahwa tahun 2012 adalah periode akhir masa kejayaan PT Berdikari.

Baca juga : Dua Kebijakan Pemerintah Impor Sapi Indukan

Manajemen Berdikari mendatangkan 4.000 ekor sapi indukan, tetapi rupanya tidak mampu tergarap dengan baik karena saat sapi-sapi tersebut datang, pakan dan kandang belum siap. Hal ini menyebabkan banyak sapi yang mati dan hilang tanpa adanya dokumen. Selain itu, PT Berdikari juga disebutkan memiliki utang perusahaan sebesar Rp. 300 miliar sehingga mengharuskan manajemen baru Berdikari perlahan mulai melunasi utang perusahaan hingga tersisa sebesar Rp 40 miliar terhadap pihak BNI.

Pengalaman Gagal Bisnis Sapi

PT Berdikari juga berencana membangun kandang breeding sapi di lahan seluas enam hektare di daerah Malang, Provinsi Jawa Timur; pabrik pakan, dan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) sendiri. Direktur Utama PT Berdikari menyebutkan bahwa rencana ini akan direalisasikan secara bertahap dalam beberapa tahun yang akan datang.

Founder Sapibagus farm, Edy Wijayanto mengungkapkan bahwa sebenarnya sejak berdirinya PT Berdikari pada tahun 1966 (awal Orde Baru), fokus inti dari tugas perusahaan tersebut adalah untuk mengembangkan pangan terutama dalam sektor peternakan, khususnya peternakan sapi. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka lebih tertarik untuk menjalani bisnis meubel dan tugas utamanya justru  mengalami kegagalan dan kerugian yang cukup besar, dimana pada saat itu breeding dilakukan di Sulawesi Selatan.

Selama ini, PT Berdikari juga ditugaskan untuk mengimpor daging sapi beku yang berasal dari Negara Brazil untuk memasok kebutuhan daging sapi lokal. Namun, mereka justru berencana untuk mendirikan industri peternakan sapi di daerah Malang beserta dengan pabrik pakan dan Rumah Pemotongan Hewan (RPH).

Pengalaman Gagal Bisnis Sapi

Edy Wijayanto mengatakan bahwa permasalahan utama industri peternakan Indonesia adalah bidang pengembangbiakan, bukan penggemukan ataupun pemotongan. Hal ini dikarenakan industri peternakan Indonesia sudah banyak dan rata-rata produksinya melimpah untuk kebutuhan sendiri maupun untuk disuplai ke peternakan lain. Begitu pula dengan pabrik pakan dan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) yang sudah banyak menyebar di seluruh daerah di Indonesia. Maka dari itu, beliau menyarankan agar Pengalaman Gagal Bisnis Sapi PT Berdikari berfokus saja pada tujuan utamanya yaitu proses pengembangbiakan sapi atau breeding.

Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi Sapibagus farm di contact person disini. Kunjungi channel Youtube kami disini untuk melihat vidio informatif lainnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top