Peluang dan Tantangan Bisnis Sapi Potong 2016

Peluang dan Tantangan Bisnis Sapi Potong 2016

Tahun 2015 sudah kita tinggalkan, banyak peristiwa dan dinamika terjadi di dunia sapi Indonesia, mulai dari kondisi perkembangan sapi lokal yang populasinya yang rendah sampai meningkatnya kebutuhan impor, juga terjadi krisis daging sapi yang berulang setiap tahunnya. Lalu bagaimana kondisi prospek tahun 2016 ini, berikut kajiannya dari sudut pandang sapibagus.

Kondisi Makro ekonomi

Prediksi pertumbuhan ekonomi nasional berkisar 5%, juga pertumbuhan konsumsi daging sapi menurut hasil kesepakatan Kementerian Ekuin dan pengusaha dunia sapi (10/11/15) diperkirakan 2,63 kg per tahun perkapitanya atau naik sebesar 8% dari tahun sebelumnya.

foto: agus suparto/istana presiden
foto: agus suparto/istana presiden

Jika jumlah penduduk kita sekitar 255 juta orang, berarti pemerintah pada tahun ini harus menyediakan daging sapi sebanyak 670.000 ton atau setara dengan 3,9 juta ekor sapi. Dari jumlah tersebut 63% atau 422.100 ton setara 2.5 juta ekor sapi akan dipenuhi peternak sapi local dan 37% setara 1,4 juta ekor yang akan di pasok dari impor. Pasokan impor berasal dari bakalan yang digemukan di feedlot local sebanyak 800 ribu ekor sapi dan 100 ribu ton daging sapi beku.

Kondisi Peternak Lokal

Peternak lokal menjadi tulang punggung pemasok sapi lokal, dimana kondisi di tahun ini tidak banyak berubah dibanding dengan tahun sebelumnya. Menurut informasi dari beberapa binaan sapibagus dibeberapa sentral penghasil sapi seperti di Provinsi Nusan Tenggara Bali, Jawa Tengah dan Jawa Timur, Lampung, diperkirakan akan terjadi penurunan populasi sapi.

Peternak-sapi-lombok

Ini bisa dilihat dari kondisi harga sapi di pasar dari hari ke hari mengalami kenaikan, baik untuk sapi bibit dan bakalan maupun untuk siap potong. Kondisi ini bagi jagal lokal daerah setempat sulit untuk mengikuti kenaikan harga tersebut, sehingga mereka membeli sapi betina untuk di potong, karena harganya lebih murah jika disbanding dengan sapi jantan.

Bila ini terjadi terus menerus secara seporadis, maka bisa diperkirakan tahun ini akan terjadi penurunan populasi, berarti harapan untuk memenuhi kebutuhan sapi yang ditargetkan Pemerintah akan gagal.

Kondisi Peternak Sapi Impor

sapi-impor
sapi-impor

Permintaan sapi untuk kebutuhan pasokan daging semakin besar, maka menjadi peluang bagi feedloter. Problemnya adalah harga bakalan sapi impor mengalami kenaikan dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika mengalami penurunan juga, maka harga jual sapi akan naik.

Di tahun ini sudah mulai pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean, jadi harus menghadapi persaingan yang cukup ketat dengan Negara-negara Asean, mereka akan menawarkan produk yang lebih baik dan harga yang lebih murah. Bagi feedloter untuk menghadapi persaingan ini maka efisiensi dan inovasi adalah menjadi keharusan.

Program Pemerintah

Pemerintah sadar dan sudah mengetahui kejadian ini, sehingga di tahun 2016 Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian mengeluarkan kebijaksanaan yang menyangkut pembibitan sapi, yaitu akan mendatangkan impor sapi indukan dan Sentral Peternakan Rakyat (SPR). Inti permasalahan pengemukan sapi potong ada di pembibitan, bila permasalahan ini diatasi dengan mendatangkan indukan sapi potong impor, maka akan menambah populasi sapi.

Muladno-Dirjen-KPIH

Bila indukan ini sudah mulai beranak, maka kebutuhan bakalan untuk pengemukan sudah bisa kita penuhi sendiri, sehingga mengurangi impor. Demikian juga SPR, inti dari program ini adalah memperbayak populasi sapi dengan memperdayakan masyarakat, sapi-sapi yang dipelihara di SPR adalah 90% jenis betina.

Kesimpulan

Jadi di tahun ini akan ada terjadi kekurangan pasokan sapi karena kenaikan permintaan daging sapi naik, populasi sapi lokal relatif tetap, defisit sapi akan ditutup dengan impor, karena kurs dolar Amerika naik dan harga dari negara asal naik, maka harga daging sapi akan ikut naik.

Masalah ini sekaligus sebagai peluang besar buat peternak lokal untuk melakukan pengembang biakan sapi betina lewat program Pemerintah dengan impor indukan sapi dan SPR, akan membantu mengatasi masalah ini. Bidang pengemukan prospek terbuka lebar, namun dengan melakukan efisiensi dan inovasi produk menjadi kunci keberhasilan bisnis sapi potong, sukses dunia sapi Indonesia 2016.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top