Dalam rangka meningkatkan populasi ternak sapi potong, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Deptan Muladno membuat program Sentra Peternakan Rakyat (SPR). Pembentukan SPR pada awalnya, minimal memiliki populasi sapi betina indukan produktif 1000 ekor di satu daerah dan tidak perlu pengadaan baru, tetapi sapi-sapi tersebut sudah ada, tinggal di organisir dan dioptimalkan perkembangannya, hal tersebut disampaikan saat seminar Sistim informasi dan kesehatan hewan dalam acara Indolivestock 2015 di Surabaya (30/07/15).
Sapi indukan yang dipelihara harus di asuransikan, bila sapi mati karena sakit atau hilang, pihak asuransi akan menggantinya, jadi tidak ada alasan indukan sapi akan berkurang. Demikian juga bila petani perlu modal atau dana, maka sapi ini bisa dijadikan jaminan Bank, sehingga petani tidak perlu menjual sapinya.
Dengan adanya SPR ini pemerintah akan memebri bantuan dalam bentuk sarana infrastruktur, misalnya Puskeswan beserta tenaga dokternya. Untuk pembinaan akan ditunjuk orang yang menguasai tentang bisnis sapi, mulai dari pembibitan, pemeliharaan pakan dan kesehatan sampai penjualan sapi hasil pembibitan.
Indukan yang sudah masuk dalam SPR dilarang di pindahkan atau di potong, dan kondisi sapi akan selalu dimonitor perkembangannya, sudah berapa kali kebuntingannya, sehingga pemerintah dapat data yang mutahir terhadap perkembangan populasi sapi.
Saat ini ada 10 SPR yang sudah berjalan baik yaitu di daerah Jawa Timur, Sumatera selatan, NTB dan Kalimantan Selatan. Untuk tahun 2017 pemerintah mentargetkan pembentukan SPR sebanyak 1000 kelompok dan akan terus berkembang di tahun mendatang sekitar 3000, demikian ungkap Muladno.
Pingback: Liputan kegiatan reuni mitra binaan sapibagus