Papua merupakan provinsi terluas di Indonesia yang terletak di tengah-tengah pulau Papua. Provinsi yang sebelumnya diberi nama Irian Jaya ini memiliki banyak pasokan tanaman yang bisa dijadikan sebagai pakan bagi hewan ternak, termasuk sapi. Dengan banyaknya pasokan pakan berkualitas ini lah, Papua kemudian dinilai sangat berpotensi baik untuk melakukan usaha peternakan sapi.

Hal tersebut pula lah yang membuat pemerintah provinsi Papua mengklaim bahwa seperempat dari luas wilayahnya akan digunakan sebagai lahan peternakan sapi. Namun, meskipun begitu, yang menyambut pembangunan usaha peternakan sapi ini baru dilakukan oleh beberapa kabupaten. Di antaranya ada kabupaten Jayapura, Merauke, Keerom, dan Nabire. Sementara kabupaten yang lain sama sekali belum melirik kepada usaha peternakan yang akan dibangun ini.

Sapibagus berkesempatan mewawancarai salah satu peserta pelatihan bisnis sapi yang mewakili Jayapura, Provinsi Papua untuk menceritakan bagaimana beliau membangun usaha peternakan sapi di Jayapura.

“Saya memulai usaha peternakan ini sejak 2 tahun yang lalu, kebetulan ada lahan kosong punya ibu yang sudah dipenuhi dengan pohon-pohon besar. Kira-kira luasnya sekitar 4 hektar. Lalu sapi pertama saya beli dengan harga 22,5 juta untuk mengikuti kontes yang waktu itu diadakan di kabupaten saya.” Ujar Pak Ahmad.

Dalam waktu kurang dari 1 minggu sapi tersebut laku dengan harga sekitar 50 jutaan. Seiring waktu berjalan sapi-sapi yang diternak Pak Ahmad semakin banyak dan beragam, dengan fokus yang terarah pada usaha Breeding dan Fattening. Sapi yang akan digemukan adalah khusus sapi-sapi besar seperti Limousin dan Simmental, sedangakan di bidang breeding adalah sapi jenis Bali dan Simmental.

Hewan ternak yang dipelihara disana hanya diberikan pakan berupa hijauan, karena di wilayah sana masih sangat sulit mendapatkan pakan tambahan seperti konsentrat dan bahan pakan yang lain.

Dari usaha peternakan sapi (breeding) yang dilakukan selama 2 tahun ini, Pak Ahmad sudah menghasilkan sekitar 14 ekor pedet dengan usia 6-8 bulan. Di wilayah Jayapura sana, permintaan untuk sapi pedet sangatlah tinggi. Banyak warga maupun peternak yang datang untuk membeli pedet-pedet yang dihasilkan oleh Pak Ahmad.

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi dengan klik disini

 

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.