Matador Banteng Petarung Untuk Hiburan Pemacu Adrenalin

Spanish Fighting Bull atau yang bisa juga disebut Toro De Lidia atau Ganado Bravo merupakan Sapi Petarung yang biasa digunakan untuk atraksi melawan matador di arena adu sapi. Di Negara Indonesia, sapi ini sering disebut sebagai banteng, meskipun sebenarnya bukan keturunan dari banteng Asia Selatan-Tenggara.

Baca juga : Nenek Moyang Sapi Bali Berasal Dari Banteng Jawa

Matador Banteng Petarung atau Fighting Bull ini adalah keturunan dari leluhur semua sapi berwarna gelap yang ada di Semenanjung Iberia, atau yang dikenal dengan sebutan subspesies Bos Taurus Ibericus. Bangsa sapi ini banyak dikembangkan di Portugal, Spanyol, dan negara-negara Amerika Latin yang masih menyelenggarakan adu sapi dengan matador. Matador adalah para atlet dalam ajang adu sapi yang berperan sebagai petarung melawan sapi.

Matador Banteng Petarung atau Fighting Bull memiliki karakter yang cenderung agresif, khususnya jika sedang sendirian. Pada umumnya, jenis sapi ini memiliki warna hitam atau cokelat, relatif gelap tetapi bervariasi. Sapi ini dikenal karena penampilannya yang atletis dan tinggi, serta karakternya yang terlihat elegan.

Matador Banteng Petarung

Matador Banteng Petarung ini memiliki morillo, yaitu sekumpulan otot yang kompleks pada pundak dan leher sehingga lehernya panjang melengkung dan mampu menopang kepala dan tanduk yang kuat. Morillo inilah yang menjadi tempat menancapkan tombak para matador di arena aduan.

Tanduk yang dimiliki oleh sapi fighting bull cenderung lebih panjang jika dibandingkan dengan jenis sapi lain. Begitu pula dengan kakinya, panjang dan langsing, hal ini menyebabkan mereka memiliki kecepatan yang tinggi untuk berlari. Pada umumnya, sapi ini memiliki bobot badan sekitar 600 – 700 kg.

Jenis sapi ini dikembangkan khusus untuk atraksi adu sapi dengan matador. Seleksi yang dilakukan pun mengutamakan keagresifan, kekuatan, dan daya tahan. Sapi-sapi ini tidak diseleksi berdasarkan bobot badannya. Keagresifan mereka mulai diuji pada saat usianya menginjak dua tahun bersama dengan kuda, karena mereka tidak pernah bertemu dengan manusia sebelum masuk arena aduan.

Matador Banteng Petarung

Sapi-sapi yang lolos uji keagresifan akan dikembalikan ke dalam kelompoknya. Selain itu, mereka harus memiliki penglihatan, tanduk, dan kondisi fisik yang baik. Sapi betina fighting bull akan digunakan untuk perkembangbiakan dan akan dipotong ketika sudah tidak mampu memproduksi anak.

Menurut hukum Spanyol, sapi fighting bull baru diperbolehkan masuk ke dalam arena setelah berumur empat tahun. Sapi-sapi ini memiliki dikromasi yang menyebabkan mereka buta terhadap warna hijau dan merah. Warna merah akan menyebabkan mereka marah, karena itulah mereka merespons kain merah yang terus bergerak.

Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi Sapibagus farm di contact person disini. Kunjungi channel Youtube kami disini untuk melihat vidio informatif lainnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top