Manajemen Pemeliharaan Sapi Indukan Sebelum Melahirkan

Keberhasilan pemeliharaan sapi betina sangat ditentukan oleh baiknya proses reproduksi (perkembangbiakan) sapi induk. Karena sapi beranak satu kali dalam setahun, maka kelahiran yang lancar akan sangat menguntungkan peternak. Namun sayangnya, masih banyak terjadi kasus gangguan kesehatan, bahkan kematian pada induk maupun anak sapi setelah proses kelahiran. Hal ini dapat terjadi karena berbagai faktor, di antaranya :

Bibit-sapi-METAL

Kekurangan nutrisi pakan

Kekurangan nutrisi akan menyebabkan kelainan pada produksi sel telur, transportasi sperma, pembuahan, serta perkembangan janin sehingga dapat menyebabkan sapi sulit bunting, bobot pedet kecil, kecacatan atau kematian janin. Nutrisi yang penting antara lain vitamin A, vitamin E, zat besi, kalsium, yodium, dan fosfor. Sedangkan pakan yang harus dihindari yaitu racun daun cemara dan klor. Oleh karena itu, selain air minum, hijauan (rumput), dan konsentrat (komboran) yang cukup, sapi bunting juga idealnya diberi garam 50 gr/hari, kalsium CaCO3 100 gr/hr, dan urea 50 gr. Untuk sapi yang bunting 6 bulan ke atas, kualitas hijauan yang diberikan harus lebih baik karena masa ini ada proses pematangan pedet sebelum keluar. Beberapa saat sebelum dan setelah beranak, induk perlu diberi pakan penguat yang terdiri dari 1 genggam konsentrat, 1 genggam garam, dan 10 liter air.

Tidak diberi exercise (diumbar / dilatih berjalan di sekitar kandang atau di padang gembala)

Jika tidak diumbar, otot-otot rahim tidak kuat berkontraksi sehingga janin sulit keluar, ari-ari tertinggal dalam rahim, dan induk kehabisan tenaga (lemas). Induk sapi juga perlu dijemur agar tulang-tulangnya lebih kuat.

Mengawinkan sapi pada umur yang terlalu muda

Sapi yang belum berumur 15 bulan, walaupun birahinya bagus sebaiknya jangan dikawinkan dulu karena sistem reproduksinya belum matang. Jika dipaksakan untuk kawin, dapat terjadi masalah antara lain kesulitan melahirkan karena tulang panggul masih belum cukup besar, pedet yang dilahirkan cacat karena sel telur induk betina belum dewasa, dan produksi susunya sedikit karena jaringan susunya belum sempurna sehingga pedet akan menjadi kurus.

Kurangnya ventilasi, kebersihan kandang, dan vaksinasi

Stres akibat panas dan pengap (kurang ventilasi) dapat menyebabkan tekanan darah rendah pada induk dan kelebihan asam pada janin sapi. Sedangkan kandang yang tidak bersih, pakan yang tercemar dan kurangnya vaksinasi menyebabkan banyaknya mikroorganisme (bakteri, virus, jamur) yang dapat menyebabkan penyakit misalnya keguguran (akibat bakteri Brucella abortus, Toxoplasma dsb), diare, dan berbagai penyakit lain.

Padang-penggembalaan--sapi
foto: heru-sapibagus

Kesalahan dalam penanganan kelahiran

Hal ini dapat menyebabkan pedet mati lemas saat lahir, lemah, infeksi dan sulit dibesarkan. Penanganan yang seharusnya adalah :

  1. Sebelum induk beranak, siapkan tempat longgar ditambah tumpukan jerami kering sebagai alas untuk melahirkan agar pedet tidak terluka dan sebagai tempat latihan berdiri pedet.
  2. Sesaat setelah pedet lahir, bersihkan lendir dari mulut pedet agar segera bisa bernafas dengan normal dan lancar. Lakukan pernafasan buatan jika pedet kesulitan bernafas. Jangan membopong pedet melalui ketiak.
  3. Jika pedet tidak dapat mengangkat kepala, angkat dan turunkan pedet (dengan cara mengangkat kaki belakangnya) 3-5 kali hingga lendir keluar dari hidung dan mulutnya.
  4. Jika pedet masih tidak dapat mengangkat kepala, siram dengan air dingin.
  5. Potong tali pusar ± 10 cm dan diolesi yodium tinctur 7% sebagai antibiotik untuk mencegah infeksi lalu diikat.
  6. Biarkan induk menjilati pedet selama 10 – 15 menit. Hal ini merangsang kontraksi rahim sehingga melancarkan pengeluaran ari-ari. Ari-ari akan keluar setelah 3-6 jam. Biarkan induk memakan bagian dari ari-ari karena merangsang untuk segera memproduksi susu bagi anaknya. Jika dalam 8-12 jam ari-ari tidak keluar, segera lapor ke petugas peternakan atau dokter hewan. Bila induk tidak mau menjilati pedetnya, gunakan kain kering untuk menyeka tubuh pedet.
  7. Pisahkan segera pedet dari induknya untuk menghindari/mengantisipasi penularan penyakit dari induknya.
  8. Pedet yang baru lahir mempunyai sistem kekebalan tubuh yang sangat lemah.Kolostrum (susu pertama yang dihasilkan pada akhir masa kebuntingan sampai beberapa hari setelah melahirkan) kaya akan zat antibodi (kekebalan tubuh) sehingga sebaiknya diberikan sesegera mungkin setelah pedet lahir dan maksimal 4 jam setelah lahir sebanyak 3-4 liter. Keterlambatan pemberian kolostrum akan memperbesar resiko kematian karena semakin lama usus pedet semakin sulit untuk menyerap antibodi.Berikan lagi kolostrum 8 jam kemudian dan minimal hingga 2-3 hari setelah lahir.
  9. Berikan obat cacing pada induk 1 bulan setelah melahirkan.

Kekurangan Periode Masa Kering

Pemerahan seharusnya dihentikan minimal 1½ bulan sebelum sapi melahirkan (disebut masa kering). Namun, peternak banyak yang tetap memerah susu sampai saat melahirkan karena ingin tetap mendapat keuntungan dari hasil penjualan susu. Hal ini akan menyebabkan induk tidak sehat dan kualitas kolostrum rendah sehingga antibodi pedet tidak kuat melawan bibit penyakit yang dapat menyebabkan kematian.

Faktor Genetik (Keturunan)

Gangguan reproduksi dapat juga disebabkan karena penyakit keturunan, misalnya penyakit distokia (kesulitan melahirkan akibat kesalahan posisi janin dalam rahim), penyakit mumifikasi (janin mengeras), dsb. Inilah salah satu sebab pentingnya recording (pencatatan) riwayat keturunan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top