Lumpy Skin Disease, Apakah Berbahaya?

LSD atau Lumpy Skin Disease adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh virus genetik Lumpy Skin Disease Virus (LSDV). Banyak menyerang pada hewan ternak sapi dan kerbau melalui kontak dengan kulit, tetapi juga bisa ditularkan melalui cairan darah, lendir di hidung dan mata, semen dan susu, serta air liur hewan. Hampir sama seperti PMK, LSD dapat menular dari peralatan dan perlengkapan yang digunakan selama pemeliharaan seperti peralatan kandang, alat injeksi dan alat pengobatan lainnya, serta pakaian kandang para peternak.

Penyakit LSD memiliki gejala klinis yang unik karena dipengaruhi oleh ras, umur, dan kondisi imunitas ternak. Pada umumnya, LSD ditandai dengan adanya lesi kulit berukuran 1-7 cm yang mayoritas ditemukan di daerah kepala, leher, kaki, ambing, dan ekor ternak. Namun, lesi ini dapat menyebar ke seluruh bagian tubuh jika kasus penyakit semakin parah.

Ternak akan mengalami demam tinggi hingga suhu mencapai 40-50 derajat celcius. Gejala klinis lainnya yang bisa dideteksi oleh peternak adalah kondisi sapi menjadi lemah, terjadinya pembengkakan di kelenjar getah bening subscapula dan prefemoralis, adanya leleran lendir pada hidung dan mata, dan terjadi akumulasi abnormal kelebihan cairan dalam ruang jaringan intraselular pada kaki.

Penyakit kulit ini pertama kali dilaporkan mewabah di Afrika pada tahun 1929 dan akhirnya terus menyebar ke seluruh benua Afrika, Asia, dan Eropa. Tahun 2019, penyakit LSD dilaporkan mewabah di India dan Cina lalu menyebar setahun setelahnya di Nepal, Myanmar, dan Vietnam. Kemudian, LSD dilaporkan mewabah di Thailand, Kamboja, dan Malaysia pada tahun 2021. Sampai saat ini LSD mewabah di Indonesia.

Penyakit LSD ini dapat menyebabkan abortus dan kegagalan dalam melahirkan pada sapi dan kerbau. Selain itu, menyebabkan penurunan produksi susu pada sapi perah, infertilitas, dan demam tinggi berkepanjangan. Masa inkubasi penyakit LSD berkisar 1-4 minggu. Penyakit ini memiliki mortalitas yang rendah, sekitar 10%, tetapi memiliki tingkat morbiditas yang cukup tinggi sekitar 45%.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top