Berdasarkan pengalaman tahun-tahu sebelumnya saat menjelang puasa dan Idul Fitri akan terjadi lonjakan permintaan daging sapi, demikian juga tahun ini diperkirakan akan terjadi lonjakan permintaan. Data prakiraan kebutuhan daging sapi 2017 yang dirilis dari departemen perdagangan menunjukkan akan terjadi kekurangan pasokan, yaitu bulan mei dan juni sekitar 25.000. ton. Demikian disampaikan oleh Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Oke Nurwan, dalam diskusi Impikasi Keputusan MK terhadap importasi zona base dan kelembagaannya, di Hotel Ibis, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (24/2/2017).
Prognosa kebutuhan dan pasokan daging sapi 2017 menunjukkan stok awal daging sapi bulan januari sebesar 60.502 ton produksi daging lokal 36,642 ton perkiraan kebutuhan 56.569 ton jadi masih ada surplus bulanan 40.575 ton. Namun untuk bulan mei saat awal puasa stok tinggal 15.745 ton ditambah produk daging lokal 36.318 ton sedang perkiraan kebutuhan 56.117 ton maka akan terjadi devisit sebesar 4.054 ton dan akan berlanjut bulan juni devisit sebesar 21.107 ton. Untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan harga saat lebaran maka harus segera dicarikan jalan keluar, yaitu dengan penambahan pasokan untuk menambah stok. Salah satunya dengan impor daging sapi, dan dalam waktu dekat akan diadakan rapat koordinasi dengan Kementerian ekuin untuk menentukan tambahan impor daging tersebut, demikian Oke Nurwan menambahkan.
Selama ini impor daging sapi belum bisa menurunkan harga seperti yang diharapkan oleh Presiden Joko Widodo di kisaran Rp 80.000 per kilogram. Namun sudah mampu merendam gejolak naiknya harga daging sapi, sehingga selama pertengahn tahun 2016 sampai awal tahun 2017 harga daging sapi relatif stabil dikisaran Rp 120.000. demikian ungkapnya.