Dilansir dari ANTARA, Kecelakaan Kapal Ternak Sapi Tenggelam telah terjadi dekat perairan Jepang, Kamis (3/9/2020), sebanyak 42 kru kapal pengangkut ternak dilaporkan hilang. Kapal ini berangkat dari Selandia Baru menuju China itu terbalik di wilayah Laut China Timur, karena badai pada satu hari sebelumnya.
Kapal Gulf Livestock 1 mengangkut hampir 6.000 ekor ternak dan 43 orang kru. Sampai saat ini hanya satu orang yang berhasil diselamatkan, Sareno Edvarodo, kepala petugas Kapal Ternak Sapi Tenggelam dari Filipina yang berhasil diselamatkan pada Rabu malam.
Menurut keterangan Edvarodo, kapal ternak tersebut mengalami mati mesin sebelum dihantam ombak dan kemudian terbalik. Ketika itu, para kru diintruksikan untuk memakai pelampung dan Edvarodo mengaku bahwa ia melompat ke air tanpa melihat kru lain.
Sapi-sapi yang diangkut oleh Kapal Ternak Sapi Tenggelam tersebut berisi sapi yang diekspor oleh Australasian Global Exports (AGE), yaitu perusahaan yang berpusat di Australia yang merupakan spesialis eksportir hewan hidup. Mereka memiliki fasilitas karantina hewan di China.
Sapi-sapi ekspor itu dihargai kisaran 20.000 yuan China atau sekitar 43 juta rupiah. Organisasi hak hewan Selandia Baru, SAFE, menyatakan bahwa musibah ini merupakan risiko dari ekspor hewan hidup.
“Sapi-sapi itu tidak semestinya berada di tengah lautan. Ini adalah krisis yang nyata, dan duka cita kami untuk keluarga dari 43 kru kapal yang hilang. Namun masih ada pertanyaan, termasuk soal mengapa perdagangan ini diizinkan berlanjut,” kata Marianne Macdonald, selaku manajer kampanye SAFE.
Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi Sapibagus farm di contact person disini. Kunjungi channel Youtube kami disini untuk melihat vidio informatif lainnya.