Indonesia Naikkan Ukuran Berat Sapi Impor

Pemerintah RI mengesahkan perubahan aturan mengenai ukuran berat maksimal ternak sapi yang akan diimpor dari Australia. Batasan badan itu dinaikkan dari tadinya maksimal 350 kg perekor menjadi 450 kg perekor.

bibit sapi BX Asutralia
bibit sapi BX Asutralia

Perubahan aturan ini disambut baik di kalangan industri peternakan di Australia Utara.

CEO Consolidated Pastoral Company (CPC), Troy Setter, misalnya menanggapi baik perubahan ini. Menurut dia, hal ini akan memungkinkan para peternak mengirimkan lebih banyak pilihan ternak ke Indonesia.

“Ini memungkinkan peternakan di Australia menambah berat badan ternaknya dan mengurang banyak kerja tambahan yang selama ini membebani biaya bagi sektor peternakan di Australia Utara,” katanya kepada ABC Rural.

“Sebelum aturan 350 kg berlaku, pada tahun 2010, tidak banyak kerja tambahan dalam perdagangan ternak di Australia Utara. Dengan mengurangi kerja tambahan itu akan meningkatkan berat badan, mengurangi biaya dan meningkatkan kesejahteraan hewan,” jelasnya.

CEO Livestock Exporters Association di Northern Territory, Stuart Kemp, mengatakan perubahan pada pembatasan berat badan ternak merupakan kabar baik bagi semua pihak dalam matarantai pasokan.

“Dengan spesifikasi ketat sebelumnya (berat maksimal 350 kilogram perekor), berarti Indonesia menghendaki hewan muda dan premium,” katanya.

“Jika Anda melihat hasil penjualan di seluruh Australia, sapi bakalan yang ada selalu produk premium. Jadi jika kita melewati batas itu, maka kita harus mencari pasar lain,” tambahnya.

“Sekarang perubahan ini membuka berbagai hal, sehingga produsen, eksportir dan importir semua memiliki fleksibilitas ketika mencari pasokan ternak,” tambahnya.

Kemp menjelaskan bahwa perubahan akan sangat mengurangi tekanan atas produsen ternak di Australia Utara.

“Jika peternak memiliki ternak yang tumbuh dengan menjaga kondisinya, mereka tidak ingin ternaknya itu dilepas ke lapangan dan menangkapnya sebelum menjadi terlalu berat,” katanya.

“Perubahan ini berarti berkurangnya kerja tambahan, dan lebih yakin bahwa kita bisa memasukkan sapi-sapi itu saat sudah siap, dan di saat yang terbaik bagi mereka,” tambahnya.

Diterbitkan Pukul 14:00 AEST 24 Februari 2017 oleh Farid M. Ibrahim dari artikel berbahasa Inggris.

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top