Distribusi Sapi Dari Peternak Ke Rumah Pemotongan Hewan RPH

Topik sebelum ini, sudah membahas tentang para peternak rakyat yang berhasil membesarkan sapinya lalu menjualnya dijual di pasar hewan. Demikian juga, para industri peternak (feedloter) yang sudah berhasil membesarkan sapi-sapinya akan menjualnya kepada para jagal di Rumah Pemotongan Hewan (RPH)

Tata niaga antara industri peternakan dan para peternak rakyat sangat berbeda meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu berakhir di RPH. Namun, feedloter memiliki sistem yang lebih efisien karena prosesnya langsung dari feedloter ke tukang jagal yang ada di RPH sedangkan peternak rakyat harus melewati proses Distribusi Sapi Dari Peternak sebelum akhirnya sampai di RPH.

Distribusi Sapi Dari Peternak

Distribusi Sapi Dari Peternak yang mana para peternak rakyat harus menjual sapi-sapinya ke pedagang antar kampung, lalu pedagang tersebutlah yang akan menjajakan sapi-sapi mereka ke pasar hewan untuk diperjual-belikan dengan para pedagang antar daerah atau provinsi untuk dibawa ke wilayah Jabodetabek. Disana barulah sapi-sapi tersebut bisa dibeli oleh para jagal dan disembelih di Rumah Pemotongan Hewan.

Setelah disembelih, barulah akan terlihat perbedaan hasil antara sapi-sapi peternak rakyat dan sapi-sapi feedloter karena biasanya sapi-sapi peternak rakyat akan dijual menggunakan sistem taksiran atau jogrokan sedangkan sapi-sapi feedloter dijual dengan sistem timbangan hidup. Kemudian, di RPH sistemnya akan disama-ratakan yaitu dijual berdasarkan bobot karkas.

Baca Juga : Cara Menentukan Harga Sapi Dengan Taksiran, Faktur, Dan Timbangan

Distribusi Sapi Dari Peternak

Bobot karkas adalah bagian tulang dan daging sapi yang sudah disembelih dan dipisahkan bagian kepala, kaki, kulit, buntut, dan isi jeroannya. Tulang dan daging ini akan ditimbang dan menghasilkan timbangan karkas yang akan menentukan harga jual daging tersebut. Lazimnya, sapi-sapi yang memiliki tubuh gemuk akan menghasilkan karkas di atas 50% sedangkan sapi-sapi yang tidak terlalu gemuk akan menghasilkan karkas di bawah 50%.

Umumnya, karkas sapi rata-rata adalah 50% karena para peternak dan para jagal sudah memperhitungan kurun waktu mulai dari pengiriman sampai berapa lama sapi-sapi berada di RPH karena jika terlalu lama, bobot sapi akan mengalami penyusutan, terlebih sapi-sapi yang berasal dari peternak rakyat.

Setelah dipotong karkas oleh para penjagal, baru daging dijual ke pedagang daging yang ada di pasar. Pedagang sapi inilah yang akan melakukan Bounding atau Triming yang merupakan proses pemisahan antara tulang dan daging untuk dijual ke masyarakat umum sedangkan bagian kepala, kulit, kaki, jeroan, dan buntut akan jadi milik pedagang daging tersebut. Namun, umumnya para pedagang akan menjualnya dengan harga yang variatif.

Distribusi Sapi Dari Peternak

Di pasar nanti akan banyak sekali pesaing seperti pasokan daging sapi beku impor dan daging kerbau impor yang berasal India. Pada tahap ini, biasanya pada pedagang daging akan melakukan segmentasi penjualan, ada yang khusus menerima daging sapi beku, daging kerbau impor, dan daging sapi segar, ada pula yang memilih untuk mencampur ketiganya.

Masing-masing pedagang ini akan memiliki target market yang berbeda antara pasokan ke hotel, restaurant, pedagang bakso, pedagang masakan olahan daging sapi, dan lain sebagainya. Itulah akhir dari tata niaga bisnis sapi yaitu Distribusi Sapi Dari Peternak Ke Rumah Pemotongan Hewan RPH. 

Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi Sapibagus farm di contact person disini. Kunjungi channel Youtube kami disini untuk melihat vidio informatif lainnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top