Dewan Peternak Rakyat Nasional (Depernas) mendesak pemerintah segera mengambil langkah keluar dari World Trade Organization (WTO), menyusul keluarnya vonis yang dijatuhkan organisasi perdagangan dunia itu kepada Indonesia.

pembukaan-kongres-16-asosiasi-peternakan-indonesia

pembukaan-kongres-16-asosiasi-peternakan-indonesia

BACA: TERBENTUKNYA DEWAN PETERNAK RAKYAT NASIONAL

Menurut Ketua Presidium Depernas, Teguh Boediyana, vonis tersebut dapat mempengaruhi masa depan peternakan nasional serta mematikan peternak rakyat. Untuk itu Depernas minta pemerintah mengambil langkah strategis yang lebih berpihak pada kepentingan peternak negeri sendiri. “Kami mendesak pemerintah memutuskan keluar dari WTO, bukan mengajukan banding.”

Depernas adalah wadah dari 17 asosiasi peternak rakyat di seluruh Indonesia yang merupakan rekomendasi dari Kongres Nasional Peternak Rakyat.

Baru-baru ini WTO memenangkan gugatan Selandia Baru dan AS terhadap Indonesia terkait kebijakan kuota impor pangan dan produk hewan. Ada 18 aturan dagang RI dianggap memengaruhi impor hortikultura, hewan dan produk hewan tak sesuai dengan aturan Persetujuan Umum tentang Tarif dan Perdagangan (GATT) induk dari WTO.

Pemerintah melalui Menteri Perdagangan menyatakan akan melakukan banding atas keputusan WTO tersebut. Enggar melihat gugatan dua negara itu sudah tidak lagi relevan dengan kondisi kebijakan perdagangan Indonesia saat ini. Menurut Menteri Perdagangan paket-paket kebijakan dari pemerintah sejak tahun lalu sudah memberikan kemudahan berusaha.

Namun, Depernas menilai beberapa alasan yang akan disampaikan dalam banding nanti lebih normatif karena menyampaikan beberapa regulasi baru. Tetapi regulasi di bidang investasi dan perdagangan yang akan diajukan dalam banding, tidak menyentuh kepentingan peternak rakyat. “Saatnya pemerintah lebih berpihak pada nasib petani dan peternaknya sendiri. Itu pasti akan mendapat dukungan dari seluruh rakyat Indonesia,”Teguh menambahkan

Praktisi Ternak Sapi.
http://www.sapibagus.com
email: [email protected]

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.