Citra Buruk Industri Daging Sapi Brazil

Pengecekan daging sapi di retail terkait kasus korupsi dan kualitas daging sapi brazil
Pengecekan daging sapi di retail terkait kasus korupsi dan kualitas daging sapi brazil

Kasus suap yang menyerang industri daging sapi Brazil beberapa waktu lalu (17/3), telah memberikan citra yang buruk bagi perkembangan negara Brazil.

Saat ini Brazil terkenal sebagai produsen ayam dan daging sapi terbesar kedua di dunia, mengekspor produk dagingnya ke lebih dari 150 negara. Pertanian dan peternakan merupakan andalan ekspor dan ekonomi Brazil yang masih terhuyung-huyung bangkit dari resesi terburuk sepanjang sejarah.

Ketua asosiasi produsen daging sapi Brazil mengatakan, skandal ini menghancurkan citra yang dengan susah payah dibangun tentang kualitas prima produk daging negerinya. “Skandal ini bisa jadi menjerumuskan kembali upaya pemulihan ekonomi yang sedang dilakukan pemerintah,” tulis Capital Economics dalam catatannya yang dikutip the Financial Times.

Tak kurang 150 negara membeli produk daging Brazil, dengan pasar-pasar utama seperti Arab Saudi, Cina, Jepang, Russia, Belanda dan Italia. Nilai ekspor ayam Brazil mencapai US$5,9 milyar, sedangkan ekspor daging sapi mencapai US$4,3 milyar selama tahun 2016.

Cina dan Hongkong segera melarang impor daging sapi Brazil, begitu berita skandal ini terungkap. Cina dan Hongkong sendiri merupakan pasar terbesar daging Brazil pada 2016, dengan mengambil sepertiga dari total ekspor daging. Nilai impor ayam Cina dari Brazil pada tahun 2016 sebesar US$859 juta, sedangkan Hongkong merupakan importir sapi terbesar dengan pembelian sebesar US$718 juta pada periode yang sama.

Sementara Arab Saudi yang merupakan pembeli terbesar produk ayam Brazil, memerintahkan untuk memperketat inspeksi bsgi setiap daging yang masuk dari Brazil. Tahun lalu, Arab Saudi membeli ayam senilai US$ 1,15 milyar dari Brazil.

Amerika Serikat, yang baru mulai menerima impor daging sapi mentah dari Brazil tahun lalu, departemen pertaniannya mulai melakukan tes pathogen pada seluruh daging sapi mentah dan produk siap makan dari Brazil. Data resmi dari pemerintah Brazil mengindikasikan Amerika Serikat membeli daging merah senilai US$297,8 juta pada tahun 2016.

Korea Selatan, yang tahun lalu memperoleh 80% impor ayamnya dari Brazil, akan mengetatkan inspeksi daging ayam dan melarang penjualan daging yang berasal dari salah satu perusahaan yang dituduh terlibat skandal. Chile telah membatasi impor daging Brazil, sementara Uni Eropa mengatakan akan memantau impor daging dari Brazil dan perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam skandal tidak akan memperoleh akses ke pasar Eropa. Inggris mengatakan meningkatkan pemeriksaan hygiene semua daging yang berasal dari Brazil. Sedangkan kelompok pertanian Irlandia menyerukan pelarangan impor daging sapi dari Brazil.

Para pejabat Brazil dan perusahaan yang terlibat telah mulai melakukan kontrol situasi yang berkembang akibat skandal dan meyakinkan konsumen domestik dan internasional bahwa pihaknya telah melakukan langkah-langkah yang perlu untuk memastikan kualitas produk daging Brazil. Dalam sebuah pernyataan ke Business Insider, JBS mengatakan bahwa pihaknya tidak dituduh menjual daging yang tercemar maupun busuk. “Tidak ada tuduhan dalam perintah jaksa bahwa JBS atau pun manajemen eksekutifnya melanggar keamanan pangan (food safety) dan standar kualitas produk.

Asoasiasi produsen daging sapi, sayam dan babi Brazil mengingatkan bahwa skandal ini akan memiliki efek yang massive pada bursa kerja dan ekonomi karena sektor peternakan menyumbangkan 15% dari total ekspor. Gilberto Braga, seorang professor keuangan dari Ibmec University di Rio de Janeiro mengatakan bahwa berita ini bisa jadi memberikan citra bahwa Brazil merupakan negara dimana korupsi merajalela. Jika sebelumnya polisi dan penyidik ramai diberitakan menginvestigasi kasus korupsi yang melibatkan industri minyak dan pejabat negara, kini para inspektor di industri produksi protein pun menjadi terdakwa kasus korupsi. “Sungguh citra yang buruk bagi Brazil sebagai sebuah negara,” tegas Braga.

Ekspor harian Brazil pada Selasa (21/3) lalu langsung anjlok 99,9%, menjadi hanya senilai US$74,000, dibandingkan rata-rata $63 juta/hari sebelum skandal ini terungkap. Menteri Perdagangan Marcos Pereira mengatakan bahwa pemerintah akan melakukan segala upaya untuk meraih kembali kepercayaan importir. “Namun sangat mungkin produk daging Brazil kehilangan nilai di kancah perdagangan global. Kita akan bekerja keras meminimalkan dampaknya, berkeliling dunia kembali untuk menjelaskan apa yang sesungguhnya terjadi kepada para importir,” tambah Pereira.

Sementara pada Rabu (22/3) lalu pemerintah Brazil meminta kepada 163 negara anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk tidak menerapkan larangan impor daging secara sewenang-wenang.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top