Ciri – Ciri Dan Penanganan Penyakit Anthrax

Antraks atau anthrax adalah penyakit menular akut dan sangat mematikan yang disebabkan bakteri Bacillus anthracis dalam bentuknya yang paling ganas. Antraks paling sering menyerang herbivora-herbivora liar dan yang telah dijinakkan.Penyakit ini bersifat zoonosis yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia, namun tidak dapat ditularkan antara sesama manusia.

siklus-anthrax
siklus-anthrax

Penularan

Manusia dapat terinfeksi bila kontak dengan hewan yang terkena anthrax, dapat melalui daging, tulang, kulit, maupun kotoran. Meskipun begitu, hingga kini belum ada kasus manusia tertular melalui sentuhan atau kontak dengan orang yang mengidap antraks.

Antraks biasa ditularkan kepada manusia disebabkan pengeksposan kepada hewan yang sakit atau hasil ternakan seperti kulit dan daging, atau memakan daging hewan yang tertular antraks. Selain itu, penularan juga dapat terjadi bila seseorang menghirup spora dari produk hewan yang sakit misalnya kulit atau bulu yang dikeringkan..

Gejala Penyakit Anthrax Pada Manusia

Gejala yang terjadi saat menderita penyakit anthrax tergantung kepada jenis penyakit anthrax yang dideritanya.

  1. Cutaneous anthrax. Gejalanya berupa benjolan yang awalnya kecil dan kemudian membesar. Benjolan ini bisa sangat gatal. Masa inkubasinya (masa yang dibutuhkan dari sejak masuk hingga menjadi penyakit) adalah sekitar 5 -7 hari. Lalu, benjolan menjadi terisi cairan dengan diameter 1-3 cm. Lama-kelamaan, benjolan berair ini akan membentuk luka seperti lecet dengan bagian pinggiran yang kemerah-merahan. Di hari ke-7 hingga ke-10 terjadi pembengkakan kelenjar getah bening; sakit kepala; dan demam. (95% kasus)
  2. Inhalational anthrax. Gejalanya pertama muncul di hri ke-1 sampai hari ke-7. Akan tetapi menghilang setelah 60 hari. Gejala yang terjadi pada inhalational anthrax biasa adalah berupa flu, sakit tenggorokan, demam, dan sakit otot. Adapun untuk inhalational anthrax yang tidak biasa (membahayakan), gejala bisa ditambah dengan sesak napas dan demam tinggi. Kematian bisa terjadi dalam 24-36 jam setelah gejala berkembang.
  3. Gastrointestinal anthrax. Gejala terjadi di hari ke-1 sampai ke-6 yang berupa kerusakan/borok lambung; borok lidah dan tonsil; sakit tenggorokan; hilang selera makan; muntah-muntah; dan demam. Gejala ini bisa ditambah dengan sakit bagian perut; muntah darah; dan berak darah. Dalam 2 hingga 4 hari; cairan akan mengisi rongga perut. Kematian akan terjadi di hari ke-2 sampai hari ke-5.
  4. Oropharyngeal anthrax. Gejala yang terjadi berupa demam; pembengkakan kelenjar getah bening di leher; sakit tenggorokan yang berat; susah menelan; serta sakit lambung dan lidah

Gejala Penyakit Anthrax Pada Hewan

  1. Perakut (sangat cepat) terjadi sangat mendadak dan segera mengikuti kematian, sesak napas, gemetar, kemudian hewan rebah kadang terdapat gejala kejang. Pada sapi kambing dan domba mungkin terjadi kematian yang mendadak tanpa menimbulkan gejala penyakit terlebih dahulu.
  2. Bersifat akut (cepat) pada sapi, kambing, domba dan kuda : demam (suhu tubuh mencapai 41,50C), gelisa, sesak napas, kejang, dan diikuti kematian, kadang sesaat sebelum kematian kelaur darah kehitaman yang tidak membeku dari lubang kumlo (lubang hidung, mulut, telinga, anus dan alat kelamin). Pada kuda dapat terjadi nyeri perut (kolik) diare berdarah, bengkak daerah leher dada, perut bagian bawah dan alat kelamin bagian luar.

Pencegahan

Untuk mencegah timbulnya dan meluasnya penyakit anthrax disamping menjadi tugas pemerintah peran aktif dari masyarakat yang sangat dibutuhkan antara lain:

  1. Apabila ada hewan menderita anthrax, hewan harus diasingkan, dilarang dipotong, sisa makanan dan tinja harus dikubur 2 – 2,5 meter.
  2. Hewan yang tersangka, tidak boleh dibawa ketempat lain, dan dalam jangka waktu 14 hari tidak ada yang sakit hewan bisa dibebaskan.
  3. Bila ada hewan yang sakit maka dipintu menuju halaman dipasang tulisan “ Penyakit Hewan Menular Anthrax”
  4. Bangkai hewan mati karena anthrax harus dibakar habis atau dikubur dalam-dalam.
  5. Kandang dan semua alat-alat harus diinfektan/dibakar.
  6. Tindakan sanitasi terhadap orang yang kontak dengan hewan penderita untuk mencegah perluasannya.
  7. Dilarang keras memotong hewan yang berpenyakit anthrax.
  8. Bila menjumpai hewan yang menunjukan gejala anthrax harus segera lapor ke Dinas Peternakan / Instansi yang menangani Peternakan kabupaten / Kota.
    Masyarakat harus berhati-hati dalam mengkonsumsi daging harus dengan dimasak yang sempurna.

vaksinasi-anthrax

Penanganan

Secara umum, perawatan untuk penyakit anthrax dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik, biasanya penisilin, yang akan menghentikan pertumbuhan dan produksi toksin.Pemberian antitoksin akan mencegah pengikatan toksin terhadap sel. Terapi tambahan, seperti sedation (pemberian obat penenang). Namun, pada level toksin sudah menyebar dalam pembuluh darah dan telah menempel pada jaringan maka toksin tidak dapat dinetralisasi dengan antibiotik apapun.Walaupun dengan pemeberian antitoksin, antibiotik, atau terapi, pasien tentu mempunyai rasio kematian.

Untuk hewan tersangka sakit dapat dipilih salah satu dari perlakuan sebagai berikut :

  1. Penyuntikan antiserum dengan dosis pencegahan (hewan besar 20-30 ml, hewan kecil 10-1 ml)
  2. Penyuntikan antibiotika
  3. Penyuntikan kemoterapetika
  4. Penyuntikan antiserum dan antibiotika atau antiserum dan kemoterapetika.

Tentu untuk prosedur penyuntikan harus menggunakan saran dokter hewan supaya mudah ditangani.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top