Di Indonesia sudah banyak sekali perusahaan skala besar (feedloter) yang mulai menekuni bidang breeding. Usaha breeding yang paling sering dilakukan oleh para feedloter dan breedloter adalah Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik. Karena dipercaya memiliki proses yang lebih mudah dan memiliki tingkat resiko yang lebih rendah jika dibandingkan dengan kawin alami.
Kawin suntik adalah proses kawin silang antara Indukan sapi dengan straw sperma pejantan jenis sapi lain, yang kemudian akan menghasilkan pedet atau anakan sapi yang memiliki ciri campuran dari kedua jenis sapi yang disilangkan.
Agar mendapatkan hasil anakan sapi dengan kualitas yang sangat bagus baik dari segi kualitas maujpun kuantitasnya, Sebaiknya para peternak menerapkan sistem manajemen pemeilharaan yang sebaik-baiknya. Begitu pun dalam memilih indukan yang akan di IB, haruslah di seleksi terlebih dahulu agar bisa diketahui indukan mana yang unggul kualitasnya.
Untuk menyeleksi Indukan-indukan sapi yang akan di IB, para peternak bisa melihatnya dari eksterior postur tubuhnya terlebih dahulu. Biasanya, indukan yang unggul cenderung memilliki tanduk yang pendek, postur tubuhnya bagus, tidak tempramental, dan bobot tubuhnya harus sekitar 270-350 kg agar tidak mempersulit proses kebuntingan dan kelahirannya nanti.
Kemudian, indukan-indukan tersebut harus dipisahkan dari kandang indukan biasa demi mempermudah pelaksanaan Inseminasi Buatan. Dan apabila sudah bunting pun harus dipisahkan kandang sesuai dengan usia kebuntingannya masing-masing, untuk meminimalisir resiko terinjak-injaknya indukan sapi yang sedang bunting tua.
Dalam manajemen pemberian pakan pun harus diperhatikan, Maksimal pemberian pakan hanya 4-5 kg konsentrat, 10 kg hijauan, dan 8 kg jerami. Hal ini dilakukan agar indukan bertubuh panjang dan besar serta tidak kuntet, sehingga memperlancar proses kebuntingan dan kelahirannya.
Untuk informasi IB lebih lanjut dapat menghubungi dengan klik disini