Asal Mula Perintah Qurban

Tentunya sebagai seorang muslim kita sudah sangat familiar dengan hari raya Idul Adha atau yang biasa kita sebut Idul Kurban, tetapi apakah sahabat tahu bagaimana awal mula ibadah kurban terjadi hingga menjadi salah satu ibadah bagi setiap muslim yang kita jalankan hingga kini? Mari sahabat kita simak dan bahas bersama – sama ya penjelasannya Asal Mula Perintah Qurban.

Hari Raya Hajj merupakan hari raya yang jatuh tepat pada tanggal 10 Djulhijjah, dinamakan Hari Raya Haji karena pada hari itu umat muslim yang menjalankan ibadah haji sedang berkumpul di padang arafah untuk menunaikan wukuf. Mereka beribadah dengan memakai pakaian yang serba putih dan tanpa jaitan bernama ihram yang melambangkan bahwa setiap manusia mempunyai kedudukan yang sama di hadapan Allah SWT. Hari Raya Haji juga seringkali kita sebut sebagai Hari Raya Kurban.

Sejarah Asal Mula Perintah Qurban sendiri berasal dari peristiwa perintah Allah SWT. Terhadap Nabi Ibrahim as yang saat itu diperintahkan untuk mengkurbankan anaknya sendiri yaitu Nabi Ismail as untuk disembelih sebagai bentuk dari ketakwaannya terhadap Allah SWT. Nabi Ibrahim as pada saat itu mendapatkan mimpi yang berulang – ulang berupa wahyu Allah dengan perintah menyembelih anaknya sendiri untuk kurban, Nabi Ismail as yang sangat dicintainya.

Nabi Ibrahim as begitu mencintai anaknya yang sudah ia idamkan sejak lama, ia awalnya merasa gelisah dan gundah untuk mengkurbankan anaknya sendiri. Inilah ujian yang didatangkan dari Allah SWT. bahwa tidaklah boleh kita mencintai suatu mahkluk apapun melebihi cinta kita terhadap Tuhan yang Maha Esa.

Karena ketakwaan dan rasa cintanya yang besar terhadap Allah SWT. Nabi Ibrahim as pun merelakan anaknya Nabi Ismail untuk disembelih sebagai kurban, ia mendatangi Nabi Ismail dan menyampaikan perintah Allah SWT. untuk menyembelih dirinya. Nabi Ismail as sebagai seorang yang beriman pun mengamini perintah Allah SWT. tersebut tanpa rasa khawatir dan marah, Nabi Ismail as menerimanya dengan ikhlas. 

Peristiwa ini tercantum dalam Surah As – Saffat yang berbunyi:

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: ‘Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!’. Ia menjawab: ‘Hai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar’.” (Q.S As-Saffat ayat 102)

Adapun Nabi Ismail as memberi empat syarat permintaan kepada Nabi Ibrahim as, yaitu:

“Aku hanya meminta dalam melaksanakan perintah Allah itu, agar ayah mengikatku kuat-kuat supaya aku tidak banyak bergerak sehingga menyusahkan ayah. Kedua agar menanggalkan pakaianku supaya tidak terkena darah yang akan menyebabkan berkurangnya pahalaku dan terharunya ibuku bila melihatnya.

“Ketiga tajamkanlah parangmu dan percepatkanlah pelaksanaan penyembelihan agar meringankan penderitaan dan rasa pedihku. Keempat dan yang terakhir sampaikanlah salamku kepada ibuku. Berikanlah kepadanya pakaianku ini untuk menjadi penghiburnya dalam kesedihan dan tanda mata serta kenang-kenangan baginya dari putera tunggalnya,” demikian pesan Nabi Ismail as kepada ayahnya Nabi Ibrahim as.

Mendengar hal tersebut Nabi Ibrahim as tidak sanggup menahan harunya, seraya memeluk Nabi Ismail as sambil mencium pipinya, beliau berkata, “Bahagialah aku mempunyai seorang putera yang taat kepada Allah, bakti kepada orang tua yang dengan ikhlas hati menyerahkan dirinya untuk melaksanakan perintah Allah.”

Pada saat Nabi Ibrahim as hendak bersiap untuk menyembelih anaknya, datanglah godaan setan dengan segala upaya untuk menggagalkan perintah Allah SWT. tersebut. Tanpa goyah sekalipun, Nabi Ibrahim as mengusir setan dengan mengambil batu dan melemparkannya seraya berkata Bismillahi Allahu Akbar, hal inilah yang kemudian menjadi salah satu peristiwa dalam kegiatan haji yaitu melempar jumrah.

Ketika pedang Nabi Ibrahim as hendak dihunuskan ke leher Nabi Ibrahim as, tiba – tiba Allah SWT. menyerukan firmannya yang tertuang dalam Surah As – Saffat ayat 104 – 107.

 “Wahai Ibrahim! sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu. Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”

Demikianlah akhirnya Allah SWT. menggantikan Nabi Ismail as dengan hewan ternak domba untuk disembelih, peristiwa ini yang merupakan Asal Mula Perintah Qurban atau Idul Kurban yang dilaksanakan setiap 10 Djulhijjah. Maha Benar ALLAH Dengan Segala Firman-NYA.

Untuk para jamaah calon pengorban, khususnya yang berada di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang berminat memesan hewan kurban di Sapibagus farm, silakan hubungi Sapibagus farm di contact person disini. Kunjungi channel Youtube kami disini untuk melihat vidio informatif lainnya.

Sapi Qurban Idul Adha 2022

Kambing Domba Qurban Idul Adha 2022

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top