3.826 Sapi Impor Masuk ke Jawa Timur Selama Desember 2016

sapi-bx-australia

Pemerintah mengeluarkan aturan baru untuk mendorong peningkatan populasi sapi potong di Indonesia, yaitu bagi perusahaan swasta yang akan mengimpor sapi bakalan harus disertai impor sapi indukan sebanyak 20% untuk industri dan 10% untuk program kemitraan.

Dinas Peternakan (Disnak) Provinsi Jawa Timur menyambut baik PT Santori Agrindo, perusahaan peternakan asal Tongas, Kabupaten Probolinggo yang mengimpor sapi indukan untuk mendukung wilayah ini menjadi produsen ternak.

BACA : DAGING SAPI IMPOR MERAMBAH PASAR JAWA TIMUR

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Disnak Provinsi Jawa Timur, Wemmi Niamawati, di Surabaya, Senin, menjelaskan impor sapi indukan merupakan kebijakan dari pemerintah pusat.

“Bagi Jawa Timur program ini untuk meningkatkan produsen ternak, khususnya sapi potong,” katanya saat meninjau kedatangan sebanyak 3.826 ekor sapi indukan milik PT Santori Agrindo, yang diimpor dari Darwin, Australia, di Dermaga Jamrud Utara, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Senin (26/12/2016).

Menurut dia, tanpa harus impor sapi indukan saja, Jawa Timur telah menyumbang sebanyak 28% untuk kebutuhan daging sapi nasional.

“Sedangkan sapi perah kita malah menyumbang 50% kebutuhan nasional. Kita punya sentra sapi perah di Malang, Tulungagung, Kediri dan Pasuruan. Sedangkan peternak sapi potong kita merata di seluruh kabupaten dan kota se- Jawa Timur,” ujarnya lagi.

feedlot-sapi-impor

Kepala Unit Budi Daya Ternak (Head of Unit Feedlot) PT Santosa Agrindo Bintoro Tantono mengatakan kedatangan sapi indukan impor asal Australia di Pelabuhan Tanjung Perak ini adalah yang ketiga, sekaligus yang terbanyak, sejak pertama kali didatangkan pada bulan April lalu.

“Yang pertama pada bulan April lalu kami impor sebanyak 1.911 ekor sapi indukan, dan yang kedua kita impor lagi bulan November sebanyak 585 ekor sapi indukan, lalu bulan Desember ini kita impor lagi sebanyak 3.826 ekor sapi indukan,” katanya pula.

Ia mengakui semua itu untuk memenuhi regulasi seperti yang dipersyaratkan pemerintah yang tujuan utamanya mengimpor sapi bakalan. “Persyaratannya 5:1, yaitu setiap impor lima sapi bakalan harus mendatangkan 1 sapi indukan,” katanya lagi.

Bintoro menambahkan, program pemerintah ini sebenarnya adalah untuk menyiasati kesulitan mendapat sapi bakalan lokal.

“Sebab untuk mendapatkan sapi bakalan lokal itu sulit. Seminggu bisa dapat seratus ekor saja susah. Karena kualitasnya bermacam-macam, ada yang berat badannya 300 kg, ada yang 400 kg. Tapi kalau impor ini kan satu bangsa, ya, diharapkan lebih seragam kualitasnya,” ujarnya.

Sumber: Liputan6.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top