Susu Segar, Tambang Emas Putih yang Terabaikan

Pemerintah sedang getol mengundang investor asing untuk memacu laju pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja. Namun, pemerintah juga telah mengabaikan potensi ekonomi di dalam negeri yaitu produksi susu segar dari usaha peternakan sapi perah yang saat ini hanya memenuhi kurang dari 20% dari kebutuhan susu nasiaonal.

Sekitar sewindu lampau, Asosiasi Industri Pengolahan Susu (AIPS) membuat proyeksi dan prediksi potensi pasar dan produksi susu dalam negeri. AIPS memprediksi potensai pasar susu pada 2018 sekitar 5,5 juta  ton setara susu segar dan produksi susu segar sekitar 900.000 ton.

Kenyataannya produksi susu segar dalam negeri pada tahun ini diperkirakan hanya 650.000 ton atau 13 % dan potensi pasar. Angka ini mengindasi bahwa impor susu, baik sebagai bahan baku atau produk akhir sangat besar dan diprediksi senilai USSI. 300 juta per tahunnya. Besarnya devisa yang digunsksn untuk impor susu, baik sebagai bahan baku atau produksi susu, adalah peluang untuk memacu produksi dalam negeri.

Potret peternakan sapi  perah di Indonesia saat ini secara umum tergambar dari keberadaan sekitar 100.000 rumah tangga peternak sapi yang terkonsentrasi di daerah tertentu di Jawa. Di luar Jawa populasi sapi perah sangat kecil. Hal ini dapat dimaklumi karena pasar utama produk susu segar adalah Industri Pengolahan Susu (IPS) yang umumnya berada di Jawa.

Terdapat celah yang sangat lebar dalam usaha peternakan sapi perah. Peternak sapi perah didominasi peternak rakyat dengan rata-rata pemilikan 2 – 4 ekor dan cara pemeliharaan yang masih sangat teradisional.

Dalam rangka Hari Susu Nusatara Fakultas Peternakan UNPAD mengadakan Talkshow tentang Hari Susu Nusantara. Menghadirkan beberapa Narasumber diantaranya Bapak Teguh boediyana dari Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan menyampaikan bahwa “Peternakan sapi perah rakyat sebagai penghasil susu murni terbesar dalam keadaan darurat. Kemudian langkah-langkah apa saja yang seharusnya dilakukan pemerintah agar peternakan sapi perah rakyat maju? “. Perlunya Mentri Pertanian dan mentri perdagangan melalui SAP diwajibkan dan diatur agar pabrik-pabrik tidak bisa menginpor susu seenaknya. Kemudian perlunya peran para mahasiswa untuk membuat konsep dan rencana didasarkan angka dan data yang akurat serta kemampuan melihat bagaimana kedepannya dengan kecanggihan teknologi sehingga prospeknya dan kita yakin bahwa Peternakan Sapi Perah Rakyat dan dunia persusuan pada umumnya lebih maju di Indonesia. 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top