Sosialiasasi Pembentukkan Koperasi Komunitas Sapi Bagus Indonesia

Pembentukkan Koperasi Komunitas Sapi Bagus Indonesia- KOSBI
Pembentukkan Koperasi Komunitas Sapi Bagus Indonesia- KOSBI

Bertempat di gubug gurame, Tapos, Cimanggis hari Minggu (5/3), Komunitas Sapibagus atau yang biasa disebut dengan Kosbi mengadakan pertemuan kedua dalam rangka pembentukan koperasi komunitas tersebut.

Dihadiri para alumni pelatihan Sapibagus seluruh Indonesia dari angkatan 1 hingga 21, dan juga dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Bapak Johari.

Terbentuk susunan pengurus Kosbi di antaranya: Dewan Pembina Edy Wijayanto, Ketua Heru Wijanarko, Sekretaris Sugeng, Bendahara Lilia, Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan SDM Mudirun, Sie Kerjasama Bisnis Adi, Sie Partner Pemerintah dan Advokasi Brian, Sie Teknologi Abi.

Dalam sambutan ketua kosbi, Heru Wijanarko mengatakan, pembentukan susunan pengurus berdasarkan dari kehadiran dari petemuan sebelumnya yang sedikit diikuti oleh anggota Kosbi. Kemudian, yang hadir disini rata-rata bukan dari orang peternakan, bahkan Ketua dan Dewan Pembina kita bukanlah seorang yang peternak sapi. Dewan Pembina berasal dari Sarjana Ekonomi, mbah mundirun juga merupakan bengkel las. “Intinya ialah, kita janganlah minder dalam menjalankan bisnis ternak sapi kita, kita sama-sama belajar dan mengisi kegiatan bersama demi kebersamaan dalam menyediakan kebutuhan sapi.”

“Bisnis sapi ini membutuhkan modal yang sangat besar dan perputarannya juga cukup lama. Sehingga diperlukan strategi yang tepat untuk menjalaninya,” kata Heru.

Edy Wijayanto selaku Dewan Pembina turut pula memberikan masukan kepada para anggota Kosbi. “Terima kasih atas kehadiran rekan-rekan dalam sosialisasi koperasi ini. Ini merupakan pertemuan reuni kedua kalinya. Salah satu tujuan merupakan ingin menjalin silaturahim dan kerjasama bisnis dibidang ekonomi terutama bidang sapi, tentunya bisa berkelanjutan dengan wacana koperasi,” kata Edy.

Perkembangan, kata Edy, bisnis sapi saat ini sangatlah berbeda dengan kondisi tahun lalu. Kebutuhan daging sapi yang disuplai dari peternakan sapi lokal hanya 49,5 persen saja. Artinya 50,5 persen sisanya disuplai dari daging impor. Dari 50,5 persen itu juga terdiri dari 35 persen daging impor dan hanya 15 persen yang dipenuhi oleh feedloter. Untuk itu, kita sebagai peternak sapi lokal memiliki peluang yang cukup besar untuk bekerjasama ke depan.

Bapak Johari Staf Koperasi Memaparkan Pembentukkan Koperasi Sapi Potong
Bapak Johari Staf Koperasi Memaparkan Pembentukkan Koperasi Sapi Potong

Sementara itu, Johari selaku perwakilan dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah mengatakan, pendirian koperasi diawali dari kumpulan orang-orang yang memiliki kepentingan usaha bersama. Jika saat ini sifatnya masih orang perorang, mungkin karena perorangan ini terlihat ada dan ingin lebih maju maka dibutuhkan status. Status ini diperlukan dan mungkin yang cocok bagi kalangan teman peternak ialah koperasi.

“Koperasi ini terdiri dari dua jenis yakni koperasi primer dan koperasi sekunder. Jika koperasi sekunder anggotanya ialah badan-badan hokum koperasi. Sementara yang akan dibentuk ini merupakan koperasi primer, karena terdiri dari pelaku usaha peternak sapi,” kata Johan.

Pertemuan ditutup dengan diskusi yang ramai dan banyak menarik pertanyaan para anggota Kosbi. Anggota Kosbi sepakat ingin membentuk koperasi bersama demi usaha bersama yang lebih baik.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top