Skandal Daging Sapi Brazil

Kasus korupsi daging sapi Brazil telah menghebohkan dunia
Kasus korupsi daging sapi Brazil telah menghebohkan dunia

Kepolisian federal Brazil berhasil mengungkap skandal suap yang melibatkan industri daging sapi negeri Samba. Tepat pada tanggal 17 Maret lalu, telah menghebohkan dunia dengan beredarnya berita tidak sedap dari negara produzen daging sapi terbesar dunia.

Beberapa negara yang memiliki hubungan dagang dengan negara Brazil pun memberikan aksi keras, seperti halnya Cina, Hongkong, Jepang, Meksiko, Korea Selatan, Arab Saudi dan negara-negara Uni Eropa segera terapkan larangan impor produci daging sapinya yang telah dimulai sejak tanggal 20 Maret.

Dua hari setelah berita skandal menyebar, Presiden Brazil Michel Temer pun turun tangan, mengundang sejumlah diplomat dari negara-negara sahabat untuk makan malam. Sembilan belas dari 33 diplomat hadir memenuhi undangan tersebut. Misi Presiden Temer tentu saja mencoba menenangkan situasi akibat skandal yang mengancam reputasi eksportir daging sapi dan ayam terbesar dunia tersebut. Temer — yang di masa pemerintahannya Brazil telah babak belur oleh kasus korupsi dan resesi ekonomi terbesar dalam sejarah — sebelumnya telah bertemu dengan perwakilan perusahaan produsen daging, Menteri Pertanian Blairo Maggi dan Menteri Perdagangan Marcos Pereira.

Skandal tersebut terungkap ketika kepolisian federal meluncurkan “Operation Weak Flesh” yang menargetkan perusahaan pemroses makanan (food processor) yang dituduh menyuap pejabat pemerintah agar melonggarkan regulasi. Operasi tersebut melibatkan 1100 petugas dan menyerbu 194 titik sasaran, merupakan operasi pencarian dan penyerbuan terbesar yang pernah dilakukan kepolisian federal Brazil.

Pihak kepresidenan Brazil menyatakan dari 4.800 rumah potong dan plant fasilitas pemrosesan daging, hanya 3 yang ditutup, 21 plant yang diinvestigasi lebih lanjut, dan dari 11.000 pekerja industri yang diinvestigasi, hanya 33 orang yang ditahan.

Sebelumnya kepolisian melakukan penyelidikan selama dua tahun dan meminta keterangan lebih dari 100 petugas yang dituduh menerima suap untuk menjual daging berkualitas rendah/kadaluarsa atau memalsukan dokumen. Para penyelidik mengatakan beberapa inspektor yang terlibat mengizinkan pegawai perusahaan menggunakan komputer pemerintah untuk membuat lisensi ekspor sendiri.

Dari lebih 30 perusahaan pemroses daging yang dibidik, di antaranya adalah JBS (yang merupakan eksportir daging sapi terbesar dunia) dan BRF (yang merupakan eksportir ayam terbesar). Keduanya dicurigai menggunakan bahan kimia atau mencampur daging yang sehat untuk mengaburkan daging yang sudah kadaluarsa. Namun kedua perusahaan tersebut telah membantah melakukan manipulasi produk. Mereka menyatakan bahwa perusahaannya tidak termasuk yang melakukan pelanggaran dalam bentuk apapun.

Imbuhan seperti kentang, air atau kertas karton juga dicurigai digunakan oleh food processor untuk meningkatkan profit. Polisi juga mengatakan mereka menggunakan kepala babi untuk mengisi/mencampur sosis, kendati kementrian pertanian mengatakan praktek tersebut legal di Brazil.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top