Pengurangan Kuota Impor Akibatkan Harga Daging Sapi Tinggi

sapi impor asutralia
Sapi Impor dari Asutralia Siap Potong yang di Gemukkan di Feedlot  Provinsi Jawa Barat

Pengurangan Kuota Impor Akibatkan Harga Daging Sapi Tinggi

Harga daging sapi tinggi saat menjelang lebaran adalah hal biasa rutin setiap tahun, nanti setelah usai lebaran akan normal kembali. Namun di tahun ini tidak terjadi, walau sudah 3 minggu usai lebaran harga daging masih tinggi.

Berdasarkan pantauan di beberapa pasar di kota besar harga berkisar Rp 103.000 sampai Rp 130.000 (Metrotv. 09/08/15), berikut beberapa penyebab tingginya harga daging sapi di beberapa kota.

Jakarta, Bandung dan Medan, tingginnya harga daging di 3 kota besar dan sekitarnya ini, disebabkan oleh kebijaksanaan Pemerintah mengurangi kuota sapi impor untuk triwulan 2 sejumlah 250.000 ekor menjadi 50.000 ekor di triwulan 3 menyebabkan terbatasnya stok sapi siap potong di feedlot.

Selama ini pasokan daging sapi di 3 kota besar ini hampir 100% mengandalakan pasokan daging dan sapi impor, sehingga bila impor dikurangi, maka harga akan langsung bergejolak. Sapi impor digemukkan selama tiga bulan oleh beberapa perusahaan besar di Provinsi Sumatera Utara,Lampung dan Jawa Barat

Makasar, Aceh dan Surabaya, untuk ketiga kota ini pasokan daging sapi mengandalkan sapi lokal, namun mengapa harganya masih tinggi. Penyebab utamanya adalah, sapi lokal yang selama ini dipotong untuk lokal Aceh, Makasar dan Surabaya, ternyata sapi-sapi tersebut dikirim ke Jakarta, Bandung dan Medan karena pasokan impor dikurangi, sehingga hargapun masih tinggi. Pasokan sapi lokal berasal dari provinsi Selatan, Nusatenggara, Bali, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Menurut data dari dari Kementrian Perdagangan bahwa impor sapi selama tahun 2014 sebanyak 760.000 ekor, Badan pusat statistik memperkirakan untuk kebutuhan tahun 2015 sebanyak 800.000 ekor sapi impor.

Bila dibagi 4 triwulan, maka rata-rata tahun 2015 sebesar 200.000 ekor tiap triwulannya, sedangkan realisasi kuota yang dikeluarkan selama 3 triwulan tahun ini sebanyak 100 ekor untuk triwulan I, 250.000 ekor untuk triwulan II dan 50.000 untuk triwulan III, jadi selama 3 triwulan total sebesar 400.000 ekor.

Bila realisasi ini dibandingkan dengan data prediksi kebutuhan daging sapi dari BPS 2015 selama 3 triwulan sebesar 600.000 ekor, maka terjadi kekurangan sebanyak 200.000 ekor. Melihat kondisi seperti ini, maka benar adanya bahwa harga daging sapi akan tetap tinggi selama kran sapi impor belum ditambah.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top