Pemilik Peternakan Sapi Potong Terluas Di Australia Utara

Pengusaha Australia Paul Holmes à Court tetap merupakan individu pemilik lahan peternakan terluas di Northern Territory (NT), Australia, dengan luas lahan lebih dari 16.700 kilometer persegi.

Perusahaan Heytesbury Cattle Company, yang dimiliki Holmes à Court sejak 2008, menguasai empat lahan sewa di NT, termasuk peternakan terkenal Victoria River Downs, di baratdaya Katherine.

Ladang Pengembalaan Sapi Potong Australia
Ladang Pengembalaan Sapi Potong Australia

 

 

Perusahaannya itu semakin memperluas operasinya tahun lalu dengan membeli peternakan Humbert River Station, seteklah menambah sewa lahan lainnya di Wallamunga dan Birrindudu.

Masuknya pengusaha wanita Australia Gina Rinehart ke wilayah Top End, yang mengakuisisi beberapa properti, bukannya tidak berdampak pada industri peternakan lokal. Namun tokoh pertambangan masih perlu membeli lebih banyak lagi jika ingin menjadi pemilik tunggal terbesar tanah pertanian di NT.

Pada 2016, Hancock Prospecting milik Rinehart membeli sewa lahan peternakan Inverway dan Riveren, serta Helen Springs, Brunchilly dan Banka Banka East berpatungan dengan Shanghai CRED yang dikenal sebagai Beef Outback Australia.

Hancock Prospecting juga membeli Phoenix Park, lahan bebas yang lebih kecil dekat Katherine, yang dipergunakan sebagai depot pengolahan ternak.

Tapi keseluruhan area aset Hancock Prospecting itu masih lebih sedikit dibandingkan milik Holmes à Court, bahkan jika aset patungan dengan Shanghai CRED turut dihitung.

NTCA

Dua lahan peternakan sewa miliknya di Victoria River District dan tiga lainnya di Barkly Tableland luas totalnya hanya lebih dari 16.000 kilometer persegi.

Meskipun telah lama banyak yang tertarik pada kepemilikan lahan di wilayah utara, setiap pendatang baru – baik asing atau domestik – disambut baik oleh industri ternak setempat.

Peternak terkenal di NT, Ian McBean, yang datang ke wilayah itu tahun 1952 dan kemudian memiliki beberapa peternakan, mengatakan sektor daging sapi lokal dikembangkan selama beberapa dekade dengan dukungan dari investor Australia maupun luar negeri.

“Kita butuh modal untuk memperbaiki infrastruktur, memperbaiki genetika dan meningkatkan produktivitas di area ini,” katanya.

Menurut McBean kepemilikan properti tidaklah relevan sepanjang dikelola dengan baik.

“Saya kira kekhawatiran saya mengenai perusahaan besar atau milik luar negeri adalah kualitas manajemen, pengetahuan manajemen,” katanya.

“Saya menganggap pengalaman nyata, di lapangan, masih sangat penting,” tambahnya.

“Tapi dengan cara yang sama saya tidak memiliki pengetahuan keuangan, dan juga pengetahuan tentang lahan yang berbeda dan genetika yang masuk ke industri sekarang,” ujar McBean.

Perusahaan-perusahaan peternakan besar dengan beberapa pemegang saham dan bukan dikendalikan seorang individu, memang memiliki lahan jauh lebih besar dalam portofolio mereka.

Australian Agricultural Company misalnya, menguasai 39.100 kilometer persegi, Consolidated Pastoral Company memiliki 31.700 kilometer persegi serta North Australian Pastoral Company memiliki 21.900 kilometer persegi.

Breeding Sapi BX di Australia
Breeding Sapi BX di Australia

Menurut McBean, sebenarnya ukuran luas tidak otomatis jadi indikasi yang baik dari nilai lahan tersebut, melainkan lebih pada daya dukung lahan itu pada ternak yang ada.

“Di situlah asalah produktivitas berasal – dari berapa jumlah anak sapi yang bisa dimiliki di lahan itu,” katanya.

“Kita bisa memiliki lahan terbesar di dunia. Tapi jika daya dukungnya rendah, kita tak akan mendapatkan keuntungan finansial lebih dibandingkan tempat lebih kecil yang memiliki lebih banyak ternak,” ujarnya.

Lahan peternakan Brunchilly Station dimiliki oleh S.Kidman.

sumber: australiaplus.com

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top