Pedagang Pesimis Harga Daging Turun

JAKARTA – Pemerintah memastikan adanya segmentasi pasar daging di kalangan masyarakat. Ini terlihat dari pasokan daging sapi yang beredar di pasaran semakin beragam berdasarkan harga dan kualitas.

Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Indrasari Wisnu Wardhana mengatakan, daging sapi telah menjadi salah satu bahan pangan berbasis protein hewani yang dibutuhkan masyarakat. Karena itu, pemerintah memberlakukan kebijakan impor untuk mendukung kekurangan produksi dalam negeri.

harga-daging-sapi-juni-2016
Kios penjualan daging sapi di pasar Ciracas. Jakarta. Timur

Dia memproyeksikan kebutuhan daging sapi pada 2017 sebanyak 604.970 ton. Sementara pemenuhan dari produksi sapi lokal hanya sebesar 354.770 ton. Sisa kekurangannya harus dipenuhi dari impor sebesar 250.200 ton atau setara dengan 700.000 ekor sapi.

Baca Juga: Sapi Qurban 2017

”Pemerintah telah mengimpor sapi bakalan dari Australia. Alternatif kedua adalah membuka sumber pasokan sapi bakalan baru dari Meksiko, Spanyol, dan Brasil. Brasil belum bisa dibuka karena belum bebas dari PMK (Penyakit Mulut dan Kuku),” ujarnya pada acara Round Table Discussion yang bertema Pentingnya Sarana dan Prasarana Distribusi Daging untuk Stabilitas Harga dan Pemenuhan Gizi Masyarakat.

Wisnu melanjutkan, masuknya daging kerbau dari India dinilaimempunyaidampakyang signifikan dalam penurunan harga daging sapi di pasaran serta menurunkan daging sapi beku dari Australia. ”Sekarang daging sapi beku sudah Rp80.000 sampai Rp85.000. Sementara daging India dijual maksimal Rp80.000,” tuturnya.

Dia mengungkapkan, daging kerbau impor dari India yang masuk di pasaran hampir 20% dikonsumsi kalangan industri dan rumah tangga. Beberapa industri yang sebelumnya menggunakan daging sapi sebagai bahan baku mulai beralih menggunakan daging kerbau.

”Kalau kita lihat beberapa daerah seperti Kudus, Cirebon, dan Sumatera Barat sangat besar permintaannya terhadap daging kerbau. Kalau perhotelan masih menggunakan daging sapi. Sementara untuk olahan sosis, bakso, sudah memakai daging kerbau,” ungkapnya.

daging-kerbau-impor-india
daging-kerbau-impor-india

Menurut dia, selain harganya yang lebih murah, daging kerbau juga memiliki kandungan lemak yang lebih rendah, hanya sekitar 3-5% dibandingkan daging sapi. Wisnu menambahkan, dengan masuknya daging impor maka jenis daging yang hadir di pasaran beragam, mulai dari daging segar, beku, impor, hingga lokal.

Hal ini membuat konsumen dapat memilih berdasarkan harga dan kualitas. Kasubdit Pemasaran, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementerian Pertanian (Kementan) Titiek Eko Pramudji menambahkan, pihaknya telah mengambil langkah-langkah perbaikan tata niaga dari hulu hingga hilir.

Selain itu, pihaknya juga melakukan penguatan sarana dan prasarana Rumah Potong Hewan (RPH) untuk menjadi pusat distribusi daging sapi. Dari sisi transportasi, sumber sapi yang berada di wilayah Indonesia timur seperti Bali, NTT, dan NTB diangkut memanfaatkan tol laut.

Dalam hal ini Kementan bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan menyediakan Kapal Cemara Nusantara 1 yang merupakan angkutan kapal ternak. ”Mudah-mudahan ini bisa berpengaruh terhadap harga sapi,” katanya.

Titiek menjelaskan, tugas utama lainnya adalah mengedukasi peternak kecil dan konsumen. Menurut dia, konsumen juga perlu diedukasi karena selama ini lebih memilih daging segar dibandingkan daging beku. Sementara untuk daging beku yang dijual di pasar tradisional memerlukan rantai pendingin yang layak.

Pengurus Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sudaryatmo mengatakan, konsumen perlu mendapatkan kepastian ketersediaan komoditas daging selain juga kepastian akan keterjangkauan harganya. ”Jadi mestinya pemerintah tidak mematok harga daging. Kalau mematok harga daging, artinya harus memastikan ketersediaan daging sapi. Ketika harga pasar lebih mahal, pemerintah melakukan subsidi. Kalau subsidi, pelaku usaha tidak mau jual rugi,” ujarnya.

Menurut dia, pemerintah sebaiknya mengontrol margin atau keuntungan yang didapat pengusaha daripada membuat kebijakan dengan mematok harga daging sapi Rp80.000 per kg. ”Jadi yang dikontrol itu marginnya,” tandasnya.

sumber: bisnis.liputan6.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top