Kebijakan Impor Daging Pukulan Bagi Peternak Rakyat

Para peternak sapi lokal menilai pemerintah selalu mengambil solusi jangka pendek untuk menangani lonjakan harga daging sapi di pasar. Impor daging yang diklaim untuk stabilisasi harga, dianggap pukulan bagi para peternak.

Sekjen Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia, Didiek Purwanto, mengatakan para peternak selama ini merasa tidak diperhatikan pemerintah. Kebijakan yang melindungi peternak dinilai kurang.

“Memang harga stabil, tapi analoginya demam berdarah dikasih panadol, panasnya turun tapi sumber masalahnya enggak sembuh,” kata Didiek, dalam diskuisi efektifitas dan aspek legal intervensi harga daging sapi, di Hotel Ibis, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (13/6).

Menurut Didiek, pemerintah seharusnya memikirkan solusi jangka panjang untuk masalah tersebut. Persoalan mendasar yang harus diselesaikan adalah masih lemahnya kinerja agrobisnis sapi potong di Indonesia.

“Harus ada percepatan populasi sapi untuk mengatasi masalah supply-demand. Kalau populasi enggak naik, ini enggak selesai. Arah pembangunan peternakan harus terstruktur juga sustainable yang ujungnya bisa memberdayakan dan melindungi peternak,” jelasnya.

Didiek mengatakan peningkatan populasi sapi dapat dilakukan dengan beberapa alternatif, antara lain mendorong memfasilitasi para pemilik lahan luas pekerbunan dan kehutanan untuk mensinergikan dengan peternakan sapi potong.

Menurut dia, harus ada optimalisasi kebuntingan sapi indukan lokal di peternak tradisional yang saat ini berjumlah sekitar 6 juta ekor, dengan memperbanyak tenaga petugas untuk melakukan IB (inseminasi buatan) agar jumlahnya bisa dua kali lipat dari saat ini.

“Program Siwab memang baik, tapi bukan hanya bunting saja, justru pasca melahirkan itu penting yang harus diperhatikan, bukan hanya buntingnya saja,” katanya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top