Inseminasi buatan alternatif menggunakan semen cair
Pada tanggal 16-17 Maret 2016 telah diselenggarakan Sarasehan Peternak sapi potong Jawa Timur, di kota Malang, dengan mengundang beberapa narasumber, berikut Makalah dari Prof. Dr. Trinil Susilawati dari Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang, hasil liputan sapibagus tentang inseminasi buatan menggunakan semen cair tanpa nitrogen cair.
Terjadinya kesenjangan antara kebutuhan daging sapi dengan ketersediaan daging sapi lokal, sehingga terjadi peningkatan import sapi dan daging sapi beku. Selama ini ketersediaan daging sapi lokal sangat terbatas karena populasi sapi yang berkurang, hasil sensus peternakan (BPS 2013).
Kondisi di tanah air, masih banyak lahan subur di luar pulau Jawa, yang dapat dipergunakan sebagai lahan pemeliharaan sapi potong. Satu-satunya cara untuk meningkatkan populasi sapi potong adalah dengan cara pembibitan sapi.
Kunci dari pembibitan sapi ada di system perkawinann, yaitu ada 3 metode : Kawin Alam, Inseminasi Buatan dan Transfer Embrio. Inseminasi Buatan adalah teknologi reproduksi yang mampu memperbaiki mutu genetik sapi dan peningkatan produktifitas ternak. Metode ini telah diterima oleh masyarakat karena menggunakan teknologi sederhana.
Selama ini Inseminasi Buatan menggunakan semen beku dan telah dilakukan di Indonesia, akan tetapi efisiensinya masih rendah. Efisiensi reproduksi dapat dilihat dari angka jarak beranak (DO) yang rendah. Dari beberapa hasil penelitian dihasilkan efesiensi reproduksi dan rata-rata kerugian per periode jarak melahirkan bisa dilihat pada table berikut.
Tabel Jarak beranak dan rata-rata dalam 1 periode beranak pada berbagai jenis sapi
Bangsa Sapi | Jarak Beranak | Rata-rata kerugian per jarak beranak (Rp) |
Sapi PO | 425,70 | 985.518 |
Sapi Limousin | 439,8 | 1.596.000 |
Sapi PFH | 443,3 | 2.165.625 |
Sapi Bali | 435,0 | 1.124.500 |
Berdasarkan table diatas menunjukkan bahwa rata-rata kerugian didalam satu periode (antara jarak beranak yang terjadi di peternakan rakyat dengan yang seharusnya/normal) antara Rp.985.518,- sd Rp.2.165.625,-.
Beberapa factor yang mempengaruhi gagalnya Inseminasi Buatan adalah teknik IB. Ketepatan IB dan juga kualitas semennya, semen/sperma banyak mengalami kematian pada saat proses pembekuan dan saat thawing/ pencairan kembali setelah dibekukan.
Selama penyimpanan dalam keadaan beku, semen harus terendam didalam Nitrogen cair dengan suhu minus 179 derajat Celcius. Sekali saja semen tidak terendam dalam Nitrogen cair (karena Nitrogen cair mudah menguap), maka spermatozoa akan mati dan tidak bisa hidup lagi.
Ada 2 permasalahan pada semen beku yaitu,
- Harus tersedia Nitrogen cair
- Proses pembekuan akan menyebabkan kematian spermatozoa.
Sehingga salah satu alternatifnya adalah Inseminasi Buatan dengan menggunakan semen cair. Dengan menggnakan semen cair maka daerah ang tidak ada suplay Nitrogen cair bisa membuat unit semen cair sendiri, dengan memanfaatkan sapi bibit unggul atau sapi yang mempunyai produktifitas tinggi pada daerah tersebut. Teknologi semen cair tidak membutuhkan peralatan dan biaya yang mahal, hanya dengan andalan sapi dengan produksi tinggi.
Yang perlu diperhatikan adalah,
- Proses penampungan semen
- Uji mortilitas spermatozoa
- Pengenceran dengan media yang sesuai
- Disimpan pada susu dingin yaitu dapat menggunakan refrigerator, termos es atau box yang diisi es.
Ini dapat diterapkan untuk daerah luar Jawa dan daerah yang terpencil.
Tim Peneliti Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya selama 6 tahun ini berkonsentrasi mencari tehnik pembuatan semen cair sng menggunakan bahan lokal atau tidak membutuhkan bahan import. Biaya murah dan mudah diaplikasikan di daerah di Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan semen sapi dapat disimpan di dingin 2-4 derajat Celcius, selama 8 hari dengan kualitas sesuai SNI yaitu 25 juta spermatozoa dengan mortilitas 40%. Hasil penelitian laboratorium kemudian di aplikasikan di peternakan rakyat pada sapi persilangan limousine di daerah Grati Pasuruhan, pada penyimpanan 1 dan 5 hari menghasilkan persentase kebuntingan (CR)=86,6% dan 83% dengan servis preconception 1,3 dan 1,4%.
Berdasarkan hasil perhitungan apabila dibuat unit semen beku pada suatu wilayah mempunyai satu sapi jantan dengan libido dan produksi semen yang baik setiap ejakulasi akan menghasilkan sekitar 250 straw, yang dapat di IB kan pada sapi betina 250 ekor, selama 5 hari. Bila sapi ditampung 2 kali seminggu maka dalam satu bukan akan menghasilkan 2000 straw.
Dengan demikian lokasi yang tidak terdapat Nitrogen cair disarankan menggunakan IB semen cair, yaitu dengan membuat unit prosesing semen cair yang dapat melayani kebutuhan semen inseminator. Model unit produksi semen cair ini juga sesuai bagi perusahaan yang membuat unit pembibitan sapit unggul, sehingga bibit tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal.